Ahad 13 Sep 2020 13:41 WIB

Gaduh,Politiking: Persamaan Indonesia - Israel Soal Lockdown

Ternyata dalam soal penanganan pandemi Corona antara Indonesia-Israel sama saja.

Polisi Israel menjaga pos pemeriksaan di jalanan Yerusalem yang lenggang karena ada
Foto: timeofisarel
Polisi Israel menjaga pos pemeriksaan di jalanan Yerusalem yang lenggang karena ada

REPUBLIKA.CO.ID, -- Pemerintah Israel akan bersidang pada hari Ahad ini (13/9) untuk menyetujui rencana multi-fase untuk lockdown (penguncian) nasional. Uniknya, sama dengan Indonesia, di Israel pun terjadi kontroversi. Di sana juga ada pihak yang keberatan. Beberapa menteri Israel  --salah satunya dilaporkan mengancam akan mengundurkan diri kalau sampai ada lockdown kembali.

Dan sama juga dengan Indonesia, dengan mengutip laman time ofi srael  pandemi Corona di negeri itu jugaterus meningkat. Direktur rumah sakit memperingatkan staf medis kini sudah terlalu banyak bekerja.

Untuk soal ini, kabinet Israel juga tidak jelas kapan kabinet akan bersidang. Namun mereka makin terdesak waktu  karena harus disetujui sebelum pukul 11 ​​malam. Mengapa? Ini karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berangkat ke Amerika Serikat untuk menandatangani perjanjian normalisasi dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Sebelumnya, berbagai aspek-aspek dari rencana penguncian telah mendapat persetujuan awal oleh para menteri dari Kabinet yang disebut Coronavirus Cabinet pada hari Kamis lalu. Tetapi dukungan mereka tidak bulat.

Menteri Perumahan Yaakov Litzman - mantan menteri kesehatan - telah mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia akan mengundurkan diri jika rencana penguncian disetujui. Sikap Liztman ada pada kabar berita di Channel 12 melaporkan Ahad pagi ini.

  • Keterangan foto: Menteri perumahan yang baru dilantik dan mantan menteri kesehatan Yaakov Litzman, pada upacara pelantikannya di Kementerian Perumahan di Yerusalem pada tanggal 18 Mei 2020.

Kementerian Kesehatan mengusulkan dimulainya penguncian nasional baru pada pukul 6 pagi hari Jumat, 18 September, dan untuk menutup sekolah pada hari Rabu, 16 September. Menurut laporan yang tersebar luas tentang rencana penutupan multi-fase dari media Israel berbahasa Ibrani pada hari Sabtu kemarin.

Fase pertama dari penguncian yang dimaksudkan, yang berlangsung setidaknya dua minggu. Imbasnya, akan membuat sebagian besar orang Israel dibatasi untuk bepergian sejauh 500 meter dari rumah mereka, kecuali untuk kebutuhan penting seperti makanan dan obat-obatan.

Semua toko non-esensial akan ditutup untuk umum, meskipun diizinkan untuk melakukan pengiriman. Restoran akan diizinkan beroperasi hanya dengan pesan makanan yang dibawa pulang (takeout) dan pengiriman.

  • Keterangan foto: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kiri, memimpin pertemuan darurat para menteri senior untuk memutuskan langkah-langkah untuk mengekang penyebaran virus corona, 16 Juli 2020 

Tempat kerja akan diizinkan beroperasi dengan kapasitas 30 persen, atau 10 karyawan - yang lebih tinggi dari keduanya. Pengecualian akan dibuat untuk operasi penting tertentu.

Stasiun Channel 12 melaporkan bahwa pembatasan 500 meter ditambahkan berdasarkan penilaian yang lebih baik dari pakar virus corona Israel, Prof Ronni Gamzu, yang percaya itu tidak perlu. Namun dia mengaku diminta oleh politisi yang percaya secara psikologis perlu untuk menjelaskan kepada publik bahwa segala sesuatunya tidak “bisnis seperti biasa”.

Ibadah doa umum di Rosh Hashanah dan Yom Kippur akan diizinkan di bawah batasan tertentu yang belum diselesaikan. Tetapi kementerian menyarankan doa dalam kelompok yang terdiri dari 20 orang harus dilakukan di area terbuka.

Pada  daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi, doa dalam ruangan akan diadakan dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang, dengan jumlah kelompok tergantung pada ukuran ruangan. Di daerah lain, doa dalam ruangan akan diadakan dalam kelompok yang terdiri dari 25 orang, dengan jumlah kelompok tergantung pada luas ruangan.

"Penilaian Kementerian Keuangan mengatakan biaya untuk ekonomi negara dari penutupan liburan akan berjumlah paling sedikit NIS 18 miliar ($ 5,2 miliar)," kata Channel 12.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement