Senin 14 Sep 2020 08:02 WIB

Gempa Bumi Penyebab Runtuhnya Istana Anggur Kanaan

Istana Kono Kanan yang penuh anggota runtuk karena gempa bumi

Ruang gudang anggur di situs arkeologi Tel Kabri.
Foto: timesofisrael
Ruang gudang anggur di situs arkeologi Tel Kabri.

REPUBLIKA.CO.ID, Tim arkeolog gabungan Israel-AS menyatakanmereka mungkin akhirnya menemukan apa yang menjadi sebab ditinggalkannya istana Kanaan kuno yang penuh dengan anggur. Ternyata pelakunya adalah gempa bumi.

Temuan yang dipublikasikan pada Jumat pekan lalu tersebut merupakan hasil penggalian arkeologi pada situs Tel Kabri di wilayah Galilea Barat yang dipimpin bersama oleh Assaf Yasur-Landau, seorang profesor arkeologi Mediterania di Universitas Haifa. Anggota tim lainya adalah Erick Cline, seorang profesor antropologi di Universitas George Washington, AS.

Penggalian dilakukan di situs seluas 75 hektar, yang terletak di tanah milik Kibbutz Kabri yang berisi istana dan kota Kanaan dari tahun 1900-1700 SM.

 "Kami bertanya-tanya selama beberapa tahun apa yang menyebabkan kehancuran mendadak dan ditinggalkannya istana dan situs itu, setelah berabad-abad berkembang pesatnya pendudukan," kata Yasur-Landau dalam pernyataan Universitas George Washington sepertidilansir The Times of Israel's Daily Edition 

Sebuah terobosan baru dalam penelitian ini datang tahun lalu ketika tutup parit yang sebelumnya ditemukan di situs itu dipetakan dan ditemukan. Akibanya kajian semakin  meluas lebih jauh dari yang diperkirakan serta mengandung bukti arkeologi kunci yang tampaknya menunjukkan bahwa tanah di tempat itu telah berpindah karena gempa.

“Kami membuka area baru dan menemukan bahwa parit itu berlanjut atu bergeser hingga setidaknya 30 meter. Sseluruh bagian dinding istana juga telah jatuh ke dalamnya pada zaman kuno. Dan  dinding pada lantai lain yang mengarah ke sana di kedua sisinya juga sama,” ujar Yasur-Landau.

  • Keterangan foto: Sebuah bangunan dengan parit yang melewatinya di situs arkeologi Tel Kabri.

“Ini benar-benar terlihat seperti bumi terbuka begitu saja dan segala sesuatu yang berada di kedua sisinya jatuh,” kata Klein. "Kerusakan tidak mungkin disebabkan oleh aktivitas manusia yang kejam karena tidak ada tanda-tanda api yang terlihat, tidak ada senjata seperti panah yang menunjukkan pertempuran, atau mayat yang tidak terkubur terkait dengan pertempuran. Kami juga dapat melihat beberapa hal tak terduga di ruangan lain di istana, termasuk di dalam dan di sekitar gudang anggur yang kami gali beberapa tahun lalu,'' tegasnya lagi.

Selain itu, dalam publikasi penelitian di Jurnal online PLOS ONE, diketahui juga tidak ada tanda-tanda kekeringan yang akan menyebabkan penduduk pergi, atau situs pemakaman massal yang mengarah pada epidemi.

Ruth Shahack-Gross, seorang profesor geoarkeologi di Universitas Haifa dan rekan penulis studi tersebut, mengatakan bahwa keruntuhan yang cepat, daripada akumulasi lambat bahan bangunan yang jatuh seperti yang ditemukan di sebuah bangunan yang ditinggalkan. Dan ini menunjukkan "satu atau lebih gempa bumi bisa menghancurkan dinding dan atap istana tanpa membakarnya. "

Para peneliti menemukan juga lantai plester yang melengkung, dinding miring, dan batu bata lumpur yang telah runtuh ke dalam ruangan, terkadang dengan cepat mengubur guci (toples) tembikar  besar, puluhan di antaranya ditemukan.

Michael Lazar, penulis utama studi tersebut, menggambarkan kesulitan dalam mengenali gempa bumi di masa lalu di situs dengan pasangan batu kecil seperti ini. Ini makin sulit karena para pembangun kuno situs ini telah menggunakan bahan konstruksi yang dapat terdegradasi seperti batu bata yang terbakar matahari dan pial-dan-memulaskan. Dan, di Tel Kabri terdapat sisa-sisa pondasi batu dan juga bangunan atas dari bata lumpur.

"Studi kami menunjukkan pentingnya menggabungkan metode makro dan mikro-arkeologi untuk mengidentifikasi gempa bumi kuno," kata Lazar dalam pernyataannya. “Kami juga perlu mengevaluasi skenario alternatif, termasuk keruntuhan iklim, lingkungan dan ekonomi, serta peperangan, sebelum kami yakin dalam mengusulkan skenario kejadian seismik.”

  • Keterangan foto: Gudang anggur Tel Kabri dengan toples tembikar yang  bernomor.

Pada penggalian sebelumnya pada tahun 2013 telah menemukan 40 guci di ruang penyimpanan istana, menjadikannya salah satu gudang anggur tertua dan terbesar yang ditemukan di Timur Dekat. Analisis mengungkapkan stoples itu berisi anggur.

Sejak itu, penggalian tersebut telah menemukan empat ruang penyimpanan tambahan dan setidaknya 70 toples lainnya di gedung yang runtuh.

Sebuah pernyataan pada Ahad kemarin, pihak Universitas Haifa mengatakan bahwa penggalian sebelumnya menunjukkan istana dilengkapi dengan "aula megah" dan bukti lain, termasuk konsumsi daging, menunjuk pada kehidupan mewah yang "bersaksi tentang kekayaan yang luar biasa, mural yang bersaksi untuk perdagangan dan hubungan budaya dengan Minoan Crete dan pulau Aegean. "

Secara khusus, "gudang anggur besar tempat banyak lusinan kendi anggur besar ditemukan, yang berisi anggur merah yang ditambahkan resin dan ekstrak tumbuhan". Para arkeolog memperhatikan bahwa semua botol anggur hancur di tempat penyimpanan dan ada bukti bahwa anggur dituangkan ke dalam sistem drainase gedung.

“Jika Anda menambahkan ke semua bukti ini geologi daerah tersebut: fakta bahwa tempat tersebut berada pada suatu sesar, ada empat mata air pada garis yang sama, yang dapat menunjukkan adanya sesar aktif, dan pada temuan geologi lainnya penjelasan tentang gempa bumi sangat diperkuat, ”kata Lazar dalam pernyataan hari Minggu dan menambahkan bahwa dia berharap tim pada akhirnya dapat menghitung kekuatan gempa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement