Selasa 15 Sep 2020 04:20 WIB

Nasihat Ibnu Abbas untuk Orang yang Ribut di Masjidil Haram

Ibnu Abbas memberikan nasihat untuk dua orang yang ribut di Masjidil Haram.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Abbas memberikan nasihat untuk dua orang yang ribut di Masjidil Haram. Ilustrasi Masjidil Haram
Foto: AP
Ibnu Abbas memberikan nasihat untuk dua orang yang ribut di Masjidil Haram. Ilustrasi Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ibnu Abbas tidak hanya dikenal sebagai seorang faqih (ahli agama), tetapi juga terkenal dengan kebijaksanaannya. Banyak petuah dan nasihat yang disampaikan kerabat Rasulullah SAW tersebut.   

Syekh Wahab bin Munabbih bercerita, "Ketika Sayyidina Abdullah bin Abbas RA telah lanjut usia dan matanya buta aku pernah membawanya ke Masjidil Haram. Setibanya di sana, terdengar suara orang bertengkar. Dia berkata kepadaku. "Bawa aku ke sana.” Aku pun membawanya ke sana.

Ia langsung memberi salam dan mereka mempersilakannya duduk, namun ia menolak ketika itu ia berkata, "Kalian tidak mengetahui bahwa hamba Allah SWT yang istimewa ialah mereka yang perasaan takutnya kepada Allah SWT membuatnya diam. Padahal ia tidak udzur atau bisu, bahkan ia fasih dan pandai berbicara.

Tetapi karena sibuk mengingat keagungan Allah SWT menjadikan pikirannya berhenti, hatinya remuk, dan lisannya membisu. Jika perasaan takut mereka semakin mendalam, maka mereka segera mengerjakan kebaikan kalian semua telah menyeleweng jauh dari mereka!"

Syekh Wahab bin Munabbih berkata. "Setelah kejadian tersebut ke rumah aku tidak pernah lagi melihat dua orang kumpul-kumpul di Masjidil Haram."

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitab-nya Fadhail Al'Amal mengatakan, fadilah dari cerita di atas karena dalam perasaan takutnya Sayyidina Ibnu Abbas RA kepada Allah SWT ia sering menangis, sehingga tampak dua bekas aliran air mata di wajahnya. 

"Dalam kisah di atas, Sayyidina Ibnu Abbas telah memberikan suatu cara yang memudahkan beramal saleh, yaitu memikirkan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Dengan cara itu, kita akan mudah mengerjakan setiap kebaikan dan pasti penuh keikhlasan. Apa sulitnya jika kita mencoba meluangkan sebagai waktu kita dalam sehari semalam untuk memikirkan kebesaran keagungan Allah SWT," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement