REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wakil Wali (Wawali) Kota Solo, Achmad PDaya beli masyarakat dinilai masih baik.
Menurutnya, dampak negatif pandemi terhadap perekonomian belum dirasakan di Kota Solo. Hal itu diperkirakan karena Kota Solo sebagai konsumen produk dari luar daerah. Distribusi barang kebutuhan pokok juga diklaim lancar.
"Sampai sejauh ini kami merasakan aman-aman saja. Malahan boleh dibilang beberapa saat yang lalu Kota Solo deflasi," kata Purnomo kepada wartawan, Rabu (16/9).
Purnomo menambahkan, daya beli masyarakat masih bagus. Hal itu dinilai tidak terlepas dari upaya Pemkot memberikan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. "Secara tidak langsung bisa membantu masyarakat. Sehingga masyarakat tidak khawatir tidak bisa makan, tidak khawatir kesulitan bahan-bahan bantuan pangan," imbuhnya.
Indikator lainnya, lanjutnya, kerawanan sosial di Solo hampir tidak terdengar. Sehingga kondisi perekonomian dinilai masih baik.
Menurutnya, yang dikhawatirkan masyarakat justru penyebaran Covid-19 itu sendiri. Masyarakat khawatir penyebaran Covid-19 tidak terkontrol karena banyaknya klaster-klaster baru. Klaster-klaster tersebut tidak hanya di tempat keramaian seperti pasal dan mal, tetapi di perkampungan, kantor, dan sebagainya.
"Jadi kami khawatirnya, protokol kesehatan harus betul-betul ditegakkan tanpa pandang bulu harus dikasih sanksi. Sejauh ini di Pemkot Solo tidak ada sanksi denda tetapi sanksi sosial. Mudah-mudahan kesadaran masyarakat Kota Surakarta semakin meningkat," kata Purnomo menjelaskan.
Terkait kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Purnomo menyatakan Pemkot belum menerapkan PSBB seperti daerah lain. Sebab sejauh ini, penyebaran Covid-19 di Solo bisa diantiispasi dengan cara-cara lain selain PSBB.
"Mudah-mudahan Solo aman tentram, terutama menjelang pemilu kepala daerah," kata dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
