Kamis 17 Sep 2020 12:45 WIB

Rusia Salurkan Bertahap Utang ke Belarusia

Belarusia menghadapi turunnya nilai mata uang akibat goncangan politik dalam negeri

Red: Nur Aini
Protes di Belarusia, ilustrasi
Foto: EPA
Protes di Belarusia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia akan menyerahkan pinjaman senilai satu miliar dolar AS (sekitar Rp 14,8 triliun) dari total komitmen 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp22,2 triliun) pada akhir 2020 ke Belarusia. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, Rabu (16/9). Sisa pinjaman akan diberikan ke Belarus pada 2021.

Utang tersebut akan diberikan dalam mata uang dolar AS dan rubel Rusia. Pinjaman itu jadi salah satu bentuk dukungan untuk Belarusia, negara bekas Uni Soviet, yang telah dipimpin oleh Presiden Alexander Lukashenko selama 26 tahun. Ribuan massa di Belarusia telah lama turun ke jalan mendesak Lukashenko mundur dari jabatannya setelah ia kembali menang pemilihan umum pada 9 Agustus 2020.

Baca Juga

Kelompok oposisi mencurigai Lukashenko mencurangi pemilu, tetapi presiden menyangkal tudingan tersebut. Unjuk rasa yang terus berlangsung di Belarusia memicu aksi penarikan uang besar-besaran dan permintaan terhadap mata uang asing meningkat. Aksi tersebut menyebabkan nilai mata uang Belarusia jatuh ke tingkat terendah dan memaksa Bank Sentral memangkas uang senilai 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 20,7 triliun) — seperlima dari total kas negara. Langkah itu dilakukan demi menyelamatkan nilai mata uang Belarusia.

Di tengah kesulitan itu, Belarusia tetap akan membayar utang sebesar satu miliar dolar AS (sekitar Rp14,8 triliun) yang akan jatuh tempo tahun ini, kata Lukashenko sebagaimana dikutip oleh kantor berita resmi, Belta, Rabu.

Presiden mengatakan pihaknya siap membayar utang “meskipun terjerat krisis”. Lukashenko juga meminta Rusia untuk mengubah masa jatuh tempo jadi tahun depan. “Ini hanya masalah mencari cara pelunasan utang,” kata dia sebagaimana dikutip Belta.

Menteri Keuangan Rusia, Siluanov, ke para wartawan mengatakan Moskow membantu keuangan Minsk kembali stabil dengan menyalurkan pinjaman senilai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 22,2 triliun). Ia mengatakan syarat dan ketentuan untuk penyaluran pinjaman tahap akhir belum ditetapkan, tetapi kemungkinan akan jatuh tempo dalam waktu 10 tahun. Pinjaman itu akan membantu menopang keuangan Belarusia yang nilai arus keluar nyaris mencapai satu miliar dolar AS bulan lalu.

Menurut kepala ekonom Renaissance Capital, Sofia Donets, di Moskow, Rusia menguasai kurang lebih 50 persen dari total utang Belarusia sebanyak 18 miliar dolar AS (sekitar Rp 266,4 triliun). Sejauh ini belum ada data yang tersedia untuk melihat dinamika kas keuangan Belarus pada September. Namun, pernyataan terbaru Bank Sentral dan sinyal dari pasar uang menunjukkan “tekanan likuiditas sistem perbankan mulai reda," kata lembaga pemeringkat Moody’s minggu ini.

“Namun, adanya krisis politik di Belarusia menyebabkan tingkat kepercayaan pasar rentan rapuh dan risiko uang ke luar kembali menguat,” kata Moody’s.

Rusia telah meminta bank-bank negara untuk menyediakan persediaan uang untuk rekan mereka di Belarusia, kata seorang narasumber. Dua negara juga menggelar latihan militer gabungan di perbatasan Belarusia dan Polandia minggu ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement