Kamis 17 Sep 2020 15:31 WIB

AVS Selidiki Video Pria Masukkan Anak Kucing ke Freezer

Pria asal Singapura memfilmkan anak kucingnya ke freezer dan mesin cuci.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
 Tangkapan layar yang menunjukkan seekor anak kucing berada di mesin cuci dan freezer.
Foto: Facebook/Annamia Zazali Mazlan
Tangkapan layar yang menunjukkan seekor anak kucing berada di mesin cuci dan freezer.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemilik hewan peliharaan harus lebih berhati-hati dalam memperlakukan satwa kesayangan mereka. Sekalipun maksudnya untuk bercanda, sangat tidak dianjurkan menempatkan hewan peliharaan di tempat yang berisiko berbahaya.

Salah satu contohnya adalah tindakan seorang pria asal Singapura yang memasukkan seekor kucing ke dalam kulkas dan mesin cuci. Dia merekam kejadian itu dalam dua video terpisah lantas mengunggahnya ke media sosial Facebook dan menjadi viral.

Baca Juga

Seekor anak kucing terlihat sengaja dimasukkan ke dalam freezer kulkas, kemudian sang pria menutup pintunya. Kucing yang sama juga dimasukkan ke dalam mesin cuci. Saat si kucing mengeong ingin keluar, sang pria tertawa baru kemudian membukanya.

Dalam video, mesin cuci terlihat dalam keadaan kosong. Walau begitu, perlakuan pria itu ditentang oleh Layanan Dokter Hewan dan Satwa (AVS) di Singapura. Direktur grup AVS Jessica Kwok mengatakan pihaknya akan meninjau kasus itu.

Kwok mengatakan, AVS sangat menentang kekerasan dalam bentuk apapun terhadap satwa dan hewan peliharaan. Belum diketahui motif sang pria menempatkan kucingnya di berbagai peralatan rumah tangga, tapi penyelidikan kasus itu sedang berlangsung.

AVS juga menerima berbagai umpan balik dari publik mengenai kekejaman terhadap binatang. Masyarakat yang menemui praktik kekejaman terhadap satwa di sekitar mereka bisa langsung melaporkan via situs resmi AVS atau nomor telepon lembaga.

"AVS akan menyelidiki kasus-kasus yang dilaporkan dengan serius. Seperti semua investigasi, berbagai bentuk bukti sangat penting untuk proses ini, seperti foto dan/atau video-grafis yang disampaikan oleh publik," ujar Kwok, dikutip dari laman Channel News Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement