Kamis 17 Sep 2020 17:16 WIB

Kerja Sama Antardaerah Bisa Stabilkan Harga Pangan

Melalui kerja sama ini, harga telur dan daging ayam ras tak lagi fluktuatif.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Fuji Pratiwi
Pj Sekda Kabupaten Ciamis Toto Marwoto (kanan) dan Sekda Kota Bogor Ade Sarif Hidayat (kiri) menandatangi perjanjian kerja sama penyaluran telur dan daging ayam di Pendopo Kabupaten Ciamis, Kamis (17/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Pj Sekda Kabupaten Ciamis Toto Marwoto (kanan) dan Sekda Kota Bogor Ade Sarif Hidayat (kiri) menandatangi perjanjian kerja sama penyaluran telur dan daging ayam di Pendopo Kabupaten Ciamis, Kamis (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam penyaluran telur dan daging ayam. Kerja sama antardaerah itu dinilai dapat mengendalikan laju inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat (Jabar). 

Baca Juga

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor dilakukan lantaran selama ini Kabupaten Ciamis selalu mengalami surplus produk telur dan daging ayam. Akibatnya, harga jual dua produk itu jadi rendah ketika produksi berlebih. Sementara Kota Bogor justru sebaliknya.

"Ciamis sebagai produsen telur dan daging ayam. Ketika produksi sedang besar, harga anjlok. Itu bisa disalurkan ke daerah lain," kata Herdiat di Ciamis, Jawa Barat, Kamis (17/9).

Ia berharap, melalui kerja sama itu harga telur dan daging ayam dapat lebih terjaga. Dengan begitu, para pengusaha di Kabupaten Ciamis juga tak merugi ketika produksi berlebih.

Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengatakan, Kota Bogor memiliki keterbatasan dalam penyediaan pangan untuk masyarakat. Kota Bogor sangat ketergantungan dengan daerah lain dalam memenuhi kebutuhan pangan. Apalagi, selama ini produk telur dan daging ayam selalu menyebabkan inflasi di Kota Bogor. 

"Kita sangat tergantung pada daerah lain, jadi rentan pada permainan harga para distributor. Dengan kerja sama ini, diharapkan rantai kebutuhan pangan dapat diminimalisir, kepastian pasokan, dan harga dapat lebih terjamin," kata Ade.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Kabupaten Ciamis, Otong Komara mengatakan, harga telur ayam di Kabupaten Ciamis selalu fluktuatif. Namun, belum ada perlindungan kepada para peternak telur ayam. 

Ia mencontohkan, ketika harga telur di atas Rp 20 ribu sering diadakan operasi pasar. Namun ketika harga di bawah Rp 18 ribu, tak ada tindakan yang dilakukan pemerintah. Artinya, ketika harga telur tak stabil selalu perternak yang terkena dampaknya.

"Kerja sama ini diharapkan dapat lebih menstabilkan harga telur," kata Otong.

Ia menjelaskan, dalam kerja sama itu tak ditentukan jumlah telur atau daging ayam yang harus dikirimkan setiap bulannya dari Kabupaten Ciamis ke Kota Bogor. Namun, dalam pengiriman pertama akan disalurkan sebanyak 9 ton telur ayam untuk sepekan.

"Ke depannya bisa bertambah, jadi sesuai kebutuhan," kata Otong.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement