Jumat 18 Sep 2020 17:05 WIB

Biden Bantah Klaim Trump Soal Vaksin akan Segera Tersedia

Biden menyebut kata-kata Trump tidak dapat dipercaya.

 Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Patrick Semansky
Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, pada Kamis (17/9) menentang keras klaim kandidat pejawat, Donald Trump, yang mengatakan vaksin Covid-19 mungkin tersedia dalam beberapa pekan ke depan. Klaim Donald Trump, kata ia, tidak rasional.

"Pemikiran bahwa akan ada vaksin dan semua akan baik-baik saja esok-- adalah hal yang tidak rasional," ujar Biden dalamacara dengar pendapat yang diselenggarakan CNN di Moosic, Pennsylvania.

Baca Juga

Ia juga memperingatkan rakyat AS bahwa kata-kata Trump tidak dapat dipercaya. Pada Rabu (16/9), Trump, lagi-lagi menyebut bahwa sebuah vaksin untuk Covid-19 akan siap didistribusikan menjelang pemilihan presiden 3 November.

Kebanyakan pakar kesehatan, termasuk Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield, mengatakan vaksin Covid-19 belum akan tersedia secara luas, setidaknya hingga pertengahan 2021.

Namun,Trump menuduh Biden menyebarkan "retorika anti vaksin". Adapun Biden sendiri menekankan bahwa dirinya akan mendengarkan pendapat para ilmuwan, bukan presiden, berkaitan dengan keamanan vaksin.

CNN menyebut pertemuan itu sebagai "drive-in town hall" karena para peserta sepanjang acara tetap berada dalam mobil di area parkir untuk memastikan jarak mereka satu dengan yang lain aman.

Pertemuan tersebut adalah acara dengar pendapat pertama yang diselenggarakan Biden untuk menjawab pertanyaan konstituen secara langsung, sejak ia pada Agustus secara resmi diajukan partai sebagai kandidat presiden.

Biden menghabiskan banyak sesi dalam forum tersebut untuk menyerang Trump atas penanganan wabah, termasuk mengomentari pengakuan langsung Trump kepada jurnalis Bob Woodward bahwa ia sengaja meremehkan penyakit maut Covid-19. "Dia tahu itu, dan tidak melakukan apa pun. Itu hampir seperti penjahat," kata Biden.

Trumpsendiri berdalih bahwa sikap itu diambilnya untuk menghindari kepanikan. Terkait dengan penggunaan masker, Biden menyebut dirinya tidak mempunyai kuasa untuk menegakkan aturan wajib masker. Pandangan itu berbeda dengan pernyataan yang ia berikan pada Rabu (16/8), bahwa presiden yang dapat secara hukum mewajibkan penggunaan masker di tengah situasi darurat nasional.

Namun,Biden berjanji untuk mendorong setiap gubernur negara bagian untuk mengambil langkah itu, sambil mengkritik Trump yang mempertanyakan efektivitas penggunaan masker.

Hingga 18 September 2020, jumlah kasus Covid-19 di AS tercatat 6,8 juta --konsisten sebagai yang tertinggi di dunia, di tengah angka kasus global yang kini telah melampaui 30 juta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement