Sabtu 19 Sep 2020 15:01 WIB

Muslim Montenegro Khawatir Ancaman Genosida

Sejumlah aksi provokasi dilancarkan ke Muslim di Montenegro.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Montenegro Khawatir Ancaman Genosida. Muslim sholat di masjid di Montenegro.
Foto: Yeni Safak
Muslim Montenegro Khawatir Ancaman Genosida. Muslim sholat di masjid di Montenegro.

REPUBLIKA.CO.ID, PLJEVLA -- Muslim yang tinggal di Montenegro merasa keselamatannya terancam setelah pemilu disana hasilnya memenangkan politikus yang berkubu ke Rusia dan Serbia. Sebab partai Demokrasi Sosialis (DPS) selaku partai berkuasa kehilangan suara mayoritas di parlemen oleh suara oposisi.

DPS memang memenangi pemilu karena unggul jumlah suara. Tapi jumlah mereka di parlemen kalah dari oposisi. Suara oposisi menamakan diri Aliansi Masa Depan Montenegro yang dipimpin oleh partai Front Demokratik (DF) yang berkubu pada Rusia dan Serbia. DF dikenal atas sikapnya yang anti-NATO dan kedekatan pada Gereja Ortodoks Serbia (SPC). 

Baca Juga

Kekhawatiran Muslim bermula saat massa oposisi menyanyikan lagu nasional Serbia sebagai bentuk provokasi pada Muslim. Aksi provokasi berlanjut dengan penargetan pada bangunan Islamic Union di kota Pljevla. Jendela gedung itu jadi sasaran penghancuran oleh orang tidak dikenal. 

Surat anonim juga dilemparkan ke gedung Islamic Union. Isinya menyatakan Pljevlja akan dijadikan kota Srebrenica dimana insiden pembantaian 8.000 Muslim Bosnia terjadi pada perang 1995.

Imam Kota Pljevlja, Samir Kadribasic, mengatakan Muslim di kota itu kian tak nyaman untuk ditinggali Muslim. Serangan-serangan itu telah memancing lagi luka lama konflik agama berdarah.

"Serangan ini sungguh keterlaluan. Saya tidak tahu bagaimana perkembangan ke depannya, tapi saya takut akan ada kekacauan," kata Kadribasic dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (19/9).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement