Senin 21 Sep 2020 22:13 WIB

Qadafi Punya Milisi Zenga dan Assad Shabiha, Siapa Mereka?

Tiap pemimpin Timur Tengah mempunyai milisi penjaga elite.

Tiap pemimpin Timur Tengah mempunyai milisi penjaga elite.  Muammar Qadafi
Foto: AP
Tiap pemimpin Timur Tengah mempunyai milisi penjaga elite. Muammar Qadafi

REPUBLIKA.CO.ID, Entah tradisi atau bukan, setiap rezim di Timur Tengah memiliki pasukan sendiri atau kelompok milisi bersenjata yang bertugas melindungi sang pemimpin. 

Milisi biasanya direkrut dari komunitas etnis, biasanya minoritas, asal sang pemimpin. Atau, dalam kasus Suriah, anggota milisi direkrut dari kelompok religius. 

Baca Juga

Di Mesir dan Tunisia, Hosni Mubarak dan Zine El Abidine Ben Ali sebelum keduanya digulingkan memiliki milisi bersenjata pribadi yang bernama Baltajia. Nama serupa juga digunakan di Aljazair dan negara lainnya.  

Di Libya, Muamar Qadafi memberi nama Zenga untuk milisi bersenjata yang melindungi dirinya. Sedangkan di Suriah, Keluarga Assad memiliki Shabiha sebagai milisi bersenjata pribadi. 

Baltajia berarti senjata. Arti lainnya adalah preman bayaran. Sedangkan, Zenga adalah istilah yang relatif baru dan kata ini baru dikenal ketika terjadi aksi anti-Qadafi di Libya. Shabiha memiliki arti relatif sama dengan Baltajia, telah lama dikenal di Suriah, terutama sejak Hafez Assad menjadi presiden. Kini, Shabiha muncul lagi.  

Adrian Blomfield, koresponden The Telegraph menulis, Shabiha dibentuk di Latakia pada 1990. Mereka memperoleh reputasinya sebagai milisi paling keji sejak tahun pertama. Mereka bersedia melakukan apa saja: teror, pemerkosaan, perampokan, penyiksaan, sampai penembakan terhadap siapa pun yang berani mengganggu pemerintahan keluarga Assad. 

Mereka direkrut dari desa-desa Alawites di Latakia, dilatih secara khusus dan dipersenjatai. Bloomfield memperkirakan, Shabiha yang muncul saat ini jauh lebih kuat dan brutal. Mereka disebar di sekujur Homs, Hama, Deera, dan Damaskus.  

Kehadiran mereka kali pertama diidentifikasi ketika demonstran anti-Assad ditembaki sekelompok orang bersenjata tak berseragam dari atas mobil. Video amatir mengabadikan aksi Shabiha ketika terjadi aksi protes damai yang menelan korban. Hampir seluruh korban tewas terkena peluru senapan mesin kaliber besar. 

Bloomfield mengutip sejumlah sumber juga menulis, Shabiha diterjunkan ke Latakia dengan perintah membunuh siapa pun yang berani turun ke jalan untuk menggelar aksi protes. Shabiha dengan dukungan pasukan pemerintah juga menuju Hama untuk menghantam basis perlawanan bersenjata. 

Shabiha membunuh siapa saja. Di Latakia, Shabiha melucuti polisi dan tentara Suriah. Akibatnya, ketika kekerasan di jalan-jalan merajalela, polisi dan tentara hanya diam. Beberapa perwira mencoba mengintervensi untuk mencegah aksi kekerasan, namun Shabiha memberondong mereka dengan senapan mesin. Empat orang tewas.  

Seorang aktivis mengatakan, Shabiha adalah juru bicara Bashar Assad di jalan-jalan dan desa-desa. Assad yang dikenal lembut dibesarkan tradisi kekerasan sang ayah dan kelompok Alawi tes. 

Tidak ada yang tahu siapa komandan Shabiha. Rumor di Damaskus menyebutkan, Shabiha di bawah kontrol Maher al-Assad, adik Bashir Assad. Maher bersitegang dengan Farouq al-Sharaa dan tak segan-segan mencabut pistol untuk melukai orang nomor dua di pemerintahan rezim Partai Baath. Maher, yang juga komandan unit pengawal kepresidenan, disebut-sebut bertanggung jawab atas tewasnya 63 pendemo di Deera. Alia Ibrahim, koresponden Al Arabia News, mempunyai informasi lain soal Shabiha. Menurutnya, Shabiha adalah elemen penting dalam rezim keluarga Assad. Bahkan, lebih penting dari pengawal presiden dan tentara. Militer akan selalu menjadi institusi yang dikorbankan ketika dunia internasional menuntut pertanggungjawaban atas jatuhnya korban. Shabiha tidak. Personel militer bisa diajukan ke pengadilan, namun anggota Shabiha tidak akan pernah dituntut bertanggung jawab atas kekejian yang dilakukannya. 

Shabiha bisa melakukan apa saja yang tidak mungkin dilaksanakan institusi militer resmi. Menurut Alia, Shabiha telah ada sejak 1970. Awalnya, mereka hanya gangster biasa yang melakukan semua tindakan ilegal, perampokan, penyelundupan di sepanjang perbatasan Turki, dan Lebanon, perdagangan senjata, serta pencurian mobil mewah.  

Ada beberapa versi soal penamaan Shabiha. Pertama, dan sering diceritakan masyarakat Suriah, Shabiha berasal dari kata Shabah, yang artinya hantu. Julukan hantu diberikan kepada para gangster yang kerap mengendarai mobil mewah Mercedes model 250, 300, dan 600 secara gila-gilaan.  

Versi lain menyebutkan, mereka dijuluki hantu karena kebiasaan mereka menye barkan teror dan ketakutan di tengah penduduk yang berdiri di jalanjalan. Mereka datang bergerombol dan mengenakan sedan berwarna hitam dengan kaca gelap yang sedikit terbuka hanya untuk memperlihatkan senjata. 

Shabiha sedikit low profile sejak kematian Hafez Assad. Kini, jumlah mereka meningkat sekian kali lipat dibanding tahun 1990-an. Seorang aktivis mengatakan, seorang pengusaha yang dekat dengan keluarga Assad mendanai perekrutan ribuan anggota baru Shabiha. Sang pengusaha, tulis Alia, membayar para anggota Shabiha sampai ratusan dolar per hari. Bandingkan dengan pendapatan per kapita penduduk Suriah yang rata-rata 10 dolar per hari.  

Informasi paling menarik dari Alia adalah pada masa lalu para anggota Shabiha terbatas dari Alawites. Kini, Shabiha merekrut anggota dari latar belakang agama apa pun. Aktivitas mereka juga diperluas. Selain membunuh dan menyiksa, mereka menyediakan jasa tukang tagih utang dan bodyguard bagi para businessman. 

Penduduk Suriah menyebut mereka gangster, rezim kriminal, dan mafia. Ada pula yang menuduh Shabiha sebagai bagian dari sistem keamanan nasional Suriah. Tuduhan yang tidak cukup keliru karena sebagian anggota Shabiha dilatih di kamp militer. Anggota Shabiha merespons pemberitaan buruk tentang dirinya dengan mengatakan, “Kami adalah Ksatria Suriah. Kami patriot Suriah.”  

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement