Rabu 23 Sep 2020 10:38 WIB
Cerita di Balik Berita

Dilempari Batu Penjaga Saat Ketahuan Investigasi Villa Judi

Penjaga melempari batu saat kami ketahuan mengintip aktivitas judi di dalam villa.

Red: Karta Raharja Ucu
M Subroto, Jurnalist Republika
Foto: Daan Yahya/Republika
M Subroto, Jurnalist Republika

IHRAM.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika

Setiap bulan Ramadhan, Republika selalu menerbitkan liputan khusus. Cahaya Ramadhan namanya. Isinya seputar kegiatan di bulan suci, panduan puasa, tanya jawab, puasa di luar negeri, tradisi puasa di Nusantara, dan lainnya.

Baca Juga

Bulan November tahun 2003 aku diberangkatkan ke Batam untuk meliput suasana selama Ramadhan di kota itu. Berdua dengan fotografer senior Republika Bachtiar Phada (sekarang sudah almarhum). Hasil liputan akan dimuat di halaman pertama dan halaman Cahaya Ramadhan.

Aku sudah beberapa kali  liputan ke Batam, tapi biasanya cuma sebentar-sebentar saja. Tak sempat berkeliling ke banyak tempat.

Kesempatan liputan selama tiga hari penuh di Batam kami manfaatkan untuk menjelajahi sudut-sudut Kota Batam. Kami ditemani seorang sopir, yang sangat tahu seluk-beluk kota itu. Dia tidak hanya paham seluruh wilayah kota, tapi juga perpolitikan lokal sampai urusan bisnis legal maupun ilegal.

Mulai dari wilayah padat sampai daerah-dearah pinggiran kami jelajahi. Kehidupan malam Batam yang tak berhenti berdenyut kendati Bulan Ramadhan tiba, juga kami sambangi.

Liputan untuk Ramadhan sudah selesai. Hari ketiga sebelum pulang Bachtiar Phada mengajak untuk hunting foto sambil mengunjungi lokasi-lokasi wisata.

Kami menuju ke Pulau Galang. Itu adalah wilayah bagian Barat Pulau Batam. Pulau Galang pernah dijadikan sebagai tempat pengungsian warga Vietnam tahun 1979 hingga 1996. Bekas kamp pengusian masih terawat dan menjadi salah satu objek wisata Kota Batam. Bachtiar mengambil foto-foto kamp pengungsian untuk rubrik foto feature.

Dalam perjalanan pulang dari Pulau Galang, sopir pemandu kami bercerita soal banyaknya  perjudian di Batam. Dia bercerita banyak penjudi melakukan kegiatannya di rumah dan villa  tak jauh pantai. Lokasinya tak jauh dari jalan yang kami lewati.

Tentu saja kami tertarik dengan cerita itu. Bisa jadi tulisan yang bagus jika bisa mengungkap itu. Tapi bagaimana caranya? Dan kami juga tak siap untuk liputan investigasi. Untuk melakukan liputan investigasi perlu ada persiapan, dan perlu ada data awal agar fokus apa yang akan diinvestigasi.

Kami memutuskan untuk mengumpulkan informasi dan data-data saja dulu. Mana tahu nanti bisa ditindaklanjuti. Bachtiar akan mengambil foto-foto jika nanti memang bisa jadi tulisan.

Sopir menunjukkan sebuah villa yang menurutnya  sering digunakan untuk tempat berjudi. Kendati masyarakat sudah tahu bahwa lokasi itu menjadi tempat judi, tapi aparat tak pernah melakukan tindakan apa pun.

Mobil diparkir di pinggir jalan raya. Aku dan Bachtiar turun. Si sopir menunggu di dalam mobil.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement