Jumat 25 Sep 2020 18:50 WIB

BWI: Wakaf Salah Satu Solusi di Tengah Pandemi

BWI mencanangkan Gerakan Wakaf Indonesia untuk meminimalisasi dampak pandemi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
BWI: Wakaf Salah Satu Solusi di Tengah Pandemi. Ilustrasi Wakaf / Wakaf Produktif
Foto: Republika/Prayogi
BWI: Wakaf Salah Satu Solusi di Tengah Pandemi. Ilustrasi Wakaf / Wakaf Produktif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) Hendri Tanjung mengatakan, setidaknya ada tiga dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, yaitu kemiskinan meningkat, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi menurun.

"Untuk mengatasi dampak Covid-19 tersebut wakaf salah satu solusi di tengah pandemi,” ujar Hendri dalam siaran persnya, Jumat (25/9). 

Baca Juga

Hendri menjelaskan, BWI telah mencanangkan Gerakan Wakaf Indonesia yang salah satu tujuannya meminimalisasi dampak dari wabah Covid-19. Gerakan ini telah diresmikan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada Senin (14/9).

Menurut Hendri, Gerakan Wakaf Indonesia tersebut terdiri atas Wakaf Peduli Indonesia (Kalisa) dan Wakaf Membangun Negeri (Akbari). “Kalisa dibuat dengan tujuan membantu korban Covid-19 baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi ekonomi,” ucapnya. 

 

Dia menuturkan, program Kalisa ada tiga, yaitu "Lanjutkan Hidup Mereka”, “Ventilator untuk RS Daerah” dan “Peduli Ulama”. Lanjutkan Hidup Mereka adalah program wakaf uang yang hasil wakafnya ditujukan membantu orang tua mahasiswa yang terdampak ekonominya akibat Covid-19.

Kemudian, Ventilator RS Daerah adalah program wakaf uang yang hasilnya akan dibelikan ventilator untuk diberikan ke seluruh RS daerah di seluruh Indonesia. Sedangkan program Peduli Ulama adalah program wakaf uang yang hasilnya akan diberikan kepada ulama/mubaligh yang tidak punya penghasilan tetap/bulanan yang terdampak ekonominya akibat Covid-19.

“Sedangkan Akbari dibuat dengan tujuan membangun infrastruktur di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial kemasyarakatan,” kata Hendri.

Pada kesempatan ini, Hendri pun menyampaikan besarnya potensi atau aset wakaf di Indonesia. Dalam catatannya, di Indonesia terdapat wakaf tidak bergerak berupa tanah seluas 4,359 miliar meter persegi. Sementara untuk potensi wakaf uang per tahun Rp 77 triliun.

Dari tanah-tanah wakaf itu sebagian sudah dikelola secara produktif atau disebut wakaf produktif. Hendri memberikan beberapa contoh seperti rumah sakit mata Achmad Wardi di Serang Banten. Menurut dia, RS mata ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Selain masyarakat dhuafa mendapat pelayanan gratis, RS mata ini juga menyerap tenaga kerja.

Kemudian, ada lagi Gedung Raudha yang disewakan untuk perkantoran Jakarta. Gedung yang terletak di Kuningan, Jakarta ini berstatus wakaf produktif.

“Dari hasil sewa perkantoran ini digunakan untuk membiayai sekolah,” kata Hendri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement