Sabtu 26 Sep 2020 16:00 WIB

Etika dalam Tasawuf

Seorang pengikut tasawuf harus memiliki etika.

Rep: Syahruddin El Fikri/ Red: Muhammad Hafil
Etika dalam Tasawuf. Foto: Tarian sufi (ilustrasi).
Foto: trekearth.com
Etika dalam Tasawuf. Foto: Tarian sufi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pengikut atau penganut tarekat (salik), setidaknya harus memiliki dan mengetahui etika dan tata krama. Karena, dengan etika atau tata krama itu, ilmu yang didapatkan dari seorang mursyid (guru) akan menjadi berkah (barokah). Dan, bagi pengikut tarekat, pekerjaan (amal) yang kurang berkah, terutama segala yang dikerjakan akan dirasakannya hanya sia-sia belaka.

Karena itu, para salik akan senantiasa memelihara tradisi dan akhlak tarekat, dengan cara berpegang teguh pada etika dan tata krama dalam menjalankan ketarekatannya. Di antaranya, mencintai sesama, menjaga moralitas, tidak berkhianat, jujur, dan tidak berbuat maksiat.

Baca Juga

Sikap memelihara, memuliakan, menghargai, mencintai, dan menjunjung tinggi, senantiasa menjadi nilai, moral, dan etik ketika berhubungan dengan sesama dan alam lingkungannya.

Dan, bagi Syekh Muhammad Amin al-Kurdi, etika dan moralitas dalam melaksanakan tarekat merupakan unsur terpenting yang harus dikedepankan setiap pengikut tarekat. Karena itu pula, ia memasukkan unsur etika dan moralitas ini dalam kitabnya Tanwir al-Qulub tersebut. Hal yang sama juga dilakukan Syekh Abdul Wahhab al-Sya'roni, dalam kitabnya Al-Anwar al-Qudsiyah.

Intinya adalah moralitas, etika, dan adab sopan santun kepada Allah, guru, sesama manusia, dan diri sendiri. Namun demikian, moralitas dan etika hubungan antara murid dan guru pada hampir semua tarekat mengalami perubahan yang memperhatikan relevansi dan aktualitas dinamika, perubahan dan pembaharuan sosial kemanusiaan.

Semua tarekat memperhatikan dengan sungguh-sungguh terhadap tuntutan untuk menyebarluaskan tarekat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengembangkan tarekat sebagai suatu sistem hidup keberagamaan yang tidak lepas dari landasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan dan peradaban yang menyertainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement