Ahad 27 Sep 2020 16:24 WIB

Pemberian Sertifikasi Halal IKM Lebak untuk Tingkatkan Mutu

Saat ini, jumlah pelaku IKM tercatat sebanyak 16.500 unit usaha.

Pekerja menunjukan produk gula aren di toko UMKM Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (31/8/2020). Toko tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah daerah yang ditujukan untuk mempromosikan gula aren khas Lebak yang diolah menjadi berbagai macam jenis produk seperti jahe gula aren, capucino gula aren, kopi gula aren, dan es gula aren.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja menunjukan produk gula aren di toko UMKM Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (31/8/2020). Toko tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah daerah yang ditujukan untuk mempromosikan gula aren khas Lebak yang diolah menjadi berbagai macam jenis produk seperti jahe gula aren, capucino gula aren, kopi gula aren, dan es gula aren.

REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Rahmat mengatakan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di daerah ini mampu memulihkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan berkembangnya aneka kerajinan bambu, logam, tenun, makanan dan minuman segar.

"Kita mengapresiasi pelaku IKM di tengah pandemi Covid-19 masih bertahan, bahkan kerajinan bambu CV Shaniqua Marigold Bamboo Rangkasbitung yang menembus pasar Eropa hingga beromzet Rp 1,7 miliar per bulan," kata Dedi Rahmat di Lebak, Ahad (27/9).

Pemerintah daerah hingga kini melakukan intervensi terhadap pelaku IKM dengan memberikan pembinaan dan pelatihan guna meningkatkan mutu dan kualitas produk agar bisa bersaing pasar domestik dan mancanegara. Pembinaan dan pelatihan itu, di antaranya pembekalan bimbingan teknis (bintek) jiwa kewirausahaan juga peningkatan kualitas produk pada kemasan juga pemberian sertifikasi halal, perizinan yang dikeluarkan Dinas Kesehatan, BPOM dan pemasangan barcode.

Saat ini, jumlah pelaku IKM tercatat sebanyak 16.500 unit usaha dengan perguliran ekonomi hingga miliar rupiah per bulan. Namun, kata dia, saat ini terdapat beberapa produk mampu menembus pasar serba ada dan ekspor ke luar negeri.

Kehadiran pelaku IKM itu tentu secara langsung mampu menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan. "Kami mengoptimalkan mutu dan kualitas produk IKM agar permintaan pasar meningkat," katanya menjelaskan.

Menurut dia, pemerintah daerah juga menampung aneka produk-produk IKM di Plaza Komoditas untuk membantu pemasaran para pelaku usaha agar mampu menggulirkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Produk IKM itu, kata dia, banyak para wisatawan membeli dengan jumlah banyak sebagai oleh-oleh khas kerarifan lokal.

Kebanyakan para wisatawan membeli gula aren dengan produk cetak dan semut juga tenun Badui serta aneka cdnderamata dari kerajinan logam itu. "Kami yakin pelaku IKM itu dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran di tengah pandemi Covid-19," katanya.

Sementara itu, Khaerul Pulungan, pemilik CV Shaniqua Marigold Bamboo Pasir Ona Rangkasbitung mengatakan pihaknya hingga kini masih memenuhi permintaan ekspor ke Benua Eropa karena permintaan pasar di negara itu cenderung meningkat.

Kerajinan mebeuler bambu diantaranya produksi kursi sofa, ranjang tidur, rak sepatu, buku-buku juga kursi panjang.

Produksi mebeuler itu juga melibatkan tenaga kerja sebanyak 100 orang warga setempat mulai mengerjakan pemotongan bambu, pelembutan sampai pekerjaan akhir. "Semua produksi itu menggunakan bahan baku bambu yang bahan bakunya melimpah di Lebak," katanya menjelaskan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement