Kamis 01 Oct 2020 13:25 WIB

Keutamaan Menjalankan Puasa Ayyamul Bidh

Keutamaan pertama yakni, nilai puasanya yang setara dengan puasa sepanjang masa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Waktu-Waktu Berpuasa
Foto: Dok Republika
Waktu-Waktu Berpuasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu contoh puasa sunah yang dijalankan oleh Nabi Muhammad. Ibadah puasa ini jatuh pada 13, 14, dan 15 di bulan Hijriyah, kecuali hari tasyrik pada 13 Dzulhijjah.

Kali ini, tanggal 13 Shafar jatuh pada 1 Oktober, hari Kamis. Puasa sunnah Senin-Kamis dapat digabung dengan niat puasa Ayyamul Bidh ini. Ibadah ini juga dikenal dengan Puasa Hari Putih. Sebutan ini diberikan karena pada tiga hari tersebut bulan bersinar terang, sehingga malam tampak putih dan bercahaya.

Berdasarkan penjelasan yang diambil dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah, karya Ustadz Muh Syukron Maksum, terdapat beberapa keutamaan bagi umat Muslim yang menjalankan puasa Ayyamul Bidh ini. Keutamaannya yakni, nilai puasanya yang setara dengan puasa sepanjang masa.

Dalam HR Bukhari, dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun". Umat Islam banyak yang berburu pahala dari puasa Ayyamul Bidh mengingat ganjarannya yang setara puasa satu tahun penuh.

Salah satu sahabat Nabi, Abu Dzar, pernah menerima anjuran dari Rasulullah untuk melaksanakan ibadah puasa Ayyamul Bidh ini. Dalam HR Tirmidzi dan an Nasa'i, Rasulullah SAW bersabda, "Hai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement