Kamis 01 Oct 2020 22:30 WIB

Covid-19 RI Tinggi, Komnas Haji: Saudi tak Mau Ambil Risiko

Akan ada peraturan yang sangat selektif dari Pemerintah Arab Saudi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Fakhruddin
Covid-19 RI Tinggi, Komnas Haji: Saudi tak Mau Ambil Resiko. Gerbang siterlisasi canggih sebelum masuk ke Masjidil Haram.
Foto: saudigazette
Covid-19 RI Tinggi, Komnas Haji: Saudi tak Mau Ambil Resiko. Gerbang siterlisasi canggih sebelum masuk ke Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Arab Saudi telah memutuskan untuk membuka umroh di tengah pandemi khusus untuk warga domestik. Meski begitu, hingga saat ini pemerintah Arab Saudi belum memberitahu terkait rencana umroh untuk jamaah internasional.

Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj mengatakan ada dua hal penting yang harus segera dilakukan mengingat Arab Saudi telah membuka opsi umroh. Pertama, harus ada pembicaraan dari pemerintah Arab Saudi dengan pemerintah Indonesia. Menurutnya, pemerintah Indonesia harus proaktif dalam menanggapi kebijakan tersebut.

“Kedua kebijakan internal negara kita. Prosedur kesehatan terkait umroh belum keluar. Kemenag segera menyiapkan protokol Covid-19 khusus untuk umroh. Ini harus disusun karena orang mau umroh banyak prosedur yang harus dilalui. Mulai dari pendaftaran hingga kondisi ibadah,” kata Mustolih saat dikonfirmasi, Kamis (1/10).

Lebih lanjut kata dia prosedur kesehatan harus disusun secara komprehensif dan tidak ada salahnya disusun sekarang. Sebab, pandemi diprediksi akan berlangsung lama. Dia menyebut setidaknya sebelum akhir tahun sudah selesai karena itu sangat penting, menyangkut keselamatan dan keberlangsungan penyelenggara ibadah umroh.

Selain itu, yang perlu menjadi perhatian lebih yakni kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. “Pemerintah Arab Saudi memutuskan membuka umroh walaupun dengan tahapan dibuka tapi terbatas. Kalau di bulan Oktober berjalan lancar, kan targetnya nanti dibuka ke luar negeri salah satunya, Indonesia,” ujar dia.

Kendati begitu, tetap akan ada peraturan yang sangat selektif dari pemerintah Arab Saudi. Misal, penerbangan internasional dari negara mana saja. Tentu menjadi pertimbangan penting risiko dan penanganan Covid-19 negara yang akan datang ke Arab Saudi.

“Kalau negara itu jumlah yang terinfeksi Covid-19 tinggi, saya kira Arab Saudi tidak mau ambil risiko. Karena membahayakan tuan rumah. Termasuk Indonesia mengkhawatirkan. Padahal Indonesia sangat diinginkan, tapi kondisi kenaikan luar biasa. Jika penanganan dan kenaikan masih sama, saya kira jadi evaluasi,” ucap dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement