Sabtu 03 Oct 2020 01:30 WIB

Omzet Perajin Batik Lebak Turun Hingga 80 Persen

Omzet perajin batik Lebak turun dari Rp 100 juta menjadi Rp 20 juta per bulan.

Omzet perajin batik Lebak turun dari Rp 100 juta menjadi Rp 20 juta per bulan (Foto: ilustrasi perajin batik)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Omzet perajin batik Lebak turun dari Rp 100 juta menjadi Rp 20 juta per bulan (Foto: ilustrasi perajin batik)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Omzet perajin Batik Lebak menurun drastis hingga 80 persen sejak pandemi COVID-19. Omzet berkurang karena permintaan pasar yang menurun.

Umsaro (55), seorang pelaku UKM Batik Lebak Chanting Pradana Kabupaten Lebak, Jumat (2/10), mengatakan, diberbagai daerah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga konsumen tidak ada yang mendatangi UKM Batik Lebak tersebut. Biasanya, kata dia, omzet bisa mencapai Rp 100 juta per bulan, namun kin hanya Rp 20 juta per bulan.

Baca Juga

"Kebanyakan permintaan batik itu melalui jejaring internet secara online yang menjadi andalan, bahkan pagi tadi mengirim pesanan ke wilayah Tangerang," ujarnya.

Harga Batik Lebak termurah yang ia jual berkisar Rp150 ribu dengan bahan baku katun, sedangkan bahan baku sutera mencapai Rp1 juta. Akibat omzet anjlok, lanjut dia, jumlah tenaga kerja dikurangi dari sebelumnya 30 orang, menjadi 15 orang.

"Kami berharap pandemi COVID-19 berakhir dan pelaku usaha Batik Lebak kembali jaya dan maju," ujarnya.

Hal senada dikemukakan Yusup, pengelola Rumah Batik Lebak Sehati. Biasanya, kata dia, permintaan Batik Lebak datang dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), BUMN, BUMD, dan masyarakat, namun kini bisa dihitung jari.

Batik Lebak memiliki keunggulan karena mengandung makna filosofi sesuai budaya masyarakat Badui dan budaya masyarakat Kaolotan. Produksi Batik Lebak memiliki 12 motif antara lain motif Seren Taun, Sawarna, Gula Sakojor, Pare Sapocong, Kahirupan Baduy, Leuit Sijimat, Rangkasbitung, Caruluk Saruntuy, Lebak Bertauhid, Angklung Buhun, Kalimaya, dan Sadulur.

"Kami kini yang terpenting bisa bertahan usaha dan tidak bangkrut," kata Yusuf.

Ia mengatakan Rumah Batik Sehati saat ini memberikan harga spesial sehubungan Hari Batik Nasional dengan harga termurah Rp100 ribu sampai Rp250 ribu per potong. Selama ini pihaknya mampu memproduksi antara 300 sampai 400 potong per bulan dengan pelanggan mayoritas pembeli lokal, namun sekarang jumlah pembeli menurun sekitar 80 persen.

"Kami terus meningkatkan kualitas juga memasarkan secara online," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement