Sabtu 03 Oct 2020 13:03 WIB

Produsen Busana Muslim Asal Bandung Bertahan di Masa Pandemi

Mouza Indonesia sudah merangkul lebih dari 6.000 agen yang mayoritas ibu rumah tangga

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Busana Muslim. Ilustrasi
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Busana Muslim. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mouza Indonesia (Mouza Store) perusahaan yang bergerak di bidang industri fashion muslim Indonesia tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. Bahkan, perusahaan yang berasal dari Bandung ini berhasil memberdayakan perempuan, utamanya ibu-ibu rumah tangga untuk ikut berbisnis.

Owner Mouza Indonesia, Dini Fitriyah mengatakan sejak didirikan hingga saat ini, Mouza Indonesia sudah merangkul lebih dari 6.000 agen yang mayoritas terdiri dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. Para emak-emak itu, tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya.

"Kami membuat sistem penjualan keagenan yang sudah membantu membangun ekonomi kerakyatan terutama para emak-emak," ujar Dini, Jumat (2/10).

Dini mengaku, saat Covid 19 penjualan memang mengalami penurunan hingga 30 persen pada Juli hingga Agustus. Namun, penjualan kembali merangkak naik. "Alhamdulillah penjualan naik karena awalnya saya hanya memproduksi pakaian resmi. Tapi sekarang membuat pakaian daily. Ini permintaan agen. Jadi di rumah aja tetep cantik. Pandemi boleh tapi di rumah harus gaya jangan pakai daster bolong," paparnya.

Mouza Indonesia sendiri, kata dia, yang sudah terkenal dan memiliki banyak Distributor & Agen di kota-kota besar di Indonesia ini, hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam produk busana muslim yang sesuai syariat islam. Melalui www.mouzaindonesia.com proses ribuan order ini dimulai dan terus bertumbuh hingga sekarang.

Produk Mouza, kata dia, dikenal di kalangan muslimah sebagai busana sehari-hari dengan harga terjangkau dan motif cantik, serta bahan yang nyaman dipakai. Mengayomi distributor dalam lingkaran keluarga besar Mouza, terbukti menjadi senjata ampuh dalam meningkatkan kinerja dan pencapaian penjualan. Produknya pun, selalu mengikuti trend terkini serta kedekatan emosi dengan konsumen telah menciptakan segmen pasar yang loyal terhadap Mouza. Hingga penyerapan produk-produk terbaru pun selalu cepat.

Sebagai designer busana muslim, kata Dini, ia memulai usaha empat tahun lalu di Bandung. Usaha yang dimulai dari nol ini adalah usaha keduanya setelah sempat mengalami kebangkrutan. Ia pun mengambil keputusan berhijrah dari kota Majalengka ke Bandung untuk memulai lembaran hidup baru. Bahkan, kata dia, hijrahnya bukan hanya persoalan tempat tinggal, namun juga gaya hidup dan lingkungan. 

"Gaya hidup saya dulu sungguh berbeda seratus delapan puluh derajat dari sekarang," katanya.

Dini menceritakan, ia memulai usaha baju muslimah dengan produksi awal tiga ratus potong yang ternyata sukses terjual dalam hitungan hari. Hal itu, sungguh diluar prediksi. Dengan pengalaman berbisnis sejak tahun 2001, Dini pun mempersiapkan rencana bisnisnya dengan seksama. Termasuk selalu meningkatkan ilmu pemasaran yang berkembang dengan cepat di era digital ini.

"Saya pernah bangkrut dan memiliki hutang hingga ratusan juta  tapi tak membuat semangat surut. Temukan dan rinci semua hal yang kita butuhkan dan inginkan dari sebuah produk, ciptakan, lalu jual kepada orang-orang yang memiliki kebutuhan yang sama, maka itulah awal sebuah usaha," paparnya.

Mouza Indonesia sendiri merupakan brand utama dari PT Mouza Sinergi Indonesia yang juga memiliki brand lain seperti Dinifi Clothing, Andienayla, Mouza Shoes, Akademi Langit, dan yang terbaru Madezein.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement