Sabtu 03 Oct 2020 21:10 WIB

Indonesia, Negara Pertama Tandatangani Konvensi Etika UNWTO

Konvensi Etika UNWTO memastikan pariwisata global yang adil, inklusif, transparan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang warga bersepeda di kawasan wisata Pantai Jerman, Badung, Bali, Sabtu (19/9/).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Seorang warga bersepeda di kawasan wisata Pantai Jerman, Badung, Bali, Sabtu (19/9/).

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Indonesia menjadi negara pertama yang menandatangani Framework Convention on Tourism Ethics. Ini adalah instrumen yang dibuat untuk memastikan pariwisata global yang adil, inklusif, lebih transparan, dan bekerja untuk semua orang.

Upacara yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) di Madrid ini merupakan langkah signifikan menuju ratifikasi Konvensi, yang diadopsi pada pertemuan ke-23 Sidang Umum UNWTO pada September 2019.

Baca Juga

Sektor pariwisata saat ini menghadapi hingga krisis terbesar dalam sejarahnya akibat pandemi. Dalam laman resmi UN News,  penandatanganan hari ini adalah tanda bahwa negara-negara anggota mengharapkan UNWTO untuk tetap berkomitmen pada misinya untuk menggunakan jeda ini sebagai kesempatan untuk menyelaraskan kembali pariwisata.

Konvensi tersebut dielu-elukan sebagai 'langkah maju yang besar' untuk memperkenalkan kode etik pariwisata yang universal dan mengikat. Diketahui, pariwisata merupakan salah satu sektor sosial-ekonomi terpenting di dunia. 

 

Dalam upacara khusus yang dihadiri oleh Duta Besar negara untuk Spanyol Hermono dan bertempat di kantor pusat UNWTO, Indonesia menjadi negara pertama yang menandatangani.

Hal ini menandakan komitmen yang kuat untuk menegakkan prinsip-prinsip etika tertinggi seiring dengan perluasan sektor pariwisata. Indonesia memainkan peran penting dalam penyusunan Konvensi sebagai bagian dari Komite yang mengubah Kode Etik Pariwisata Global menjadi instrumen yang mengikat secara hukum internasional.  

Indonesia bekerja sama dengan UNWTO untuk memulai kembali pariwisata setelah pandemi COVID-19. Pada September 2020, UNWTO melakukan pertemuan virtual dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Daerah Bali akan menjajaki solusi untuk pembukaan kembali Bali yang aman bagi pengunjung internasional. Dalam hal ini, bantuan teknis dari UNWTO akan diberikan pada waktunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement