REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mulai melakukan persiapan penyelenggaraan haji 1442H/2021M. Sejumlah inovasi dirancang, salah satunya penyiapan menu daerah.
"Setelah sukses dengan suguhan menu nusantara, kini Kemenag akan menyiapkan suguhan menu kedaerahan untuk jamaah haji 2021," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar Ali, dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (6/10).
Dalam penyelenggaraan haji nanti, ada tambahan konsumsi sebanyak 10 kali. Dengan demikian, jamaah akan mendapat 50 kali konsumsi selama 25 hari berada di Makkah.
Persiapan menu kedaerahan ini menurut Nizar sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku. Pihaknya membuka peluang kerjasama dengan sejumlah pemasok.
Ia juga menilai, inovasi ini cukup penting mengingat jamaah haji rentan kehilangan selera untuk makan. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya perbedaan cita rasa, sementara asupan gizi jamaah sangat penting dan perlu dijaga saat fase sebelum dan sesudah Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).
“Dengan inovasi ini, nantinya jamaah haji DIY dan Jawa Tengah bisa menikmati gudeg misalnya,” lanjutnya.
Inovasi tersebut disampaikan Nizar Ali saat menjadi pembicara kegiatan Jagong Masalah Umrah dan Haji (Jamarah) di Yogyakarta, Senin (5/10) kemarin. Hadir di lokasi, Kakanwil Kemenag DIY, Edhi Gunawan, menyebut daftar tunggu haji di DIY saat ini mencapai 29 tahun.
“Angka ini di atas rerata nasional yang mencapai 24 tahun,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas layanan jamaah, pihaknya lantas memberikan pembekalan bimbingan manasik. Di masa pandemi, bimbingan manasik secara daring dilakukan setiap Jumat pukul 13.30 – 14.30 WIB.
Selain itu, Kakanwil juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Ditjen PHU Kemenag yang sedang membangun Pusat Layanan Haji Umrah Trepadu (PLHUT) di Bantul dan Gunungkidul. Harapannya, dapat memberikan layanan kepada jamaah sejak proses pendaftaran hingga penyiapan dokumen dengan lebih nyaman.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
