Rabu 07 Oct 2020 20:39 WIB

Khofifah Ingatkan Warga Jatim tak Lengah Jaga Protokol

Jawa Timur dilaporkan telah bebas dari zona merah penyebaran Covid-19.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Pemprov Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpesan kepada masyarakat agar tidak lengah dan mengendurkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Hal itu ia sampaikan untuk mengingatkan wilayah yang statusnya sudah bebas dari zona merah atau tidak berisiko tinggi dari Covid-19.

"Tetap disiplin karena itu adalah satu-satunya vaksin menghadapi pandemi Covid-19 di masa sekarang," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Baca Juga

Kepatuhan protokol kesehatan, kata dia, seperti penggunaan masker dan menghindari kerumunan tetap harus dijalankan sampai penyebaran benar-benar berhenti.

Sejak, Selasa (6/10), Jawa Timur diumumkan terbebas dari zona merah Covid-19 oleh Satuan Gugus Tugas Nasional. Bahkan dari 38 daerah, sebanyak 10 kabupaten/kota termasuk zona kuning (risiko rendah), dan 28 daerah lain zona oranye atau jingga (zona sedang).

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras mengendalikan penyebaran Covid-19 sehingga saat ini hasinya menggembirakan.

"Terima kasih kerja keras semua pihak baik dari Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri, kejaksaan, pengadilan, kampus, media, tenaga kesehatan, tokoh agama, relawan, khususnya bagi masyarakat sebagai garda terdepan pemakaian masker. Merekalah yang menjadi faktor utama dan berkontribusi," ucapnya.

Mantan Menteri Sosial itu juga membeberkan rahasia Jatim dalam keberhasilannya menekan penyebaran Covid-19, salah satunya selalu mempertimbangkan masukan dari pakar epidemiologi. "Kali ini, kita mendapatkan data bahwa penggunaan masker yang masif dan serentak terbukti mampu menurunkan kurva penambahan kasus Covid-19 di berbagai negara," katanya.

Menurutnya, apabila 60 persen saja populasi memakai masker maka rate of transmission atau tingkat penularan bisa turun di bawah angka 1. Tak itu saja, adanya 1.275.928 masyarakat Jatim yang telah ditindak penegakan disiplin dalam rangka Operasi Yustisi membuat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin meningkat.

"Hal ini yang diduga juga berpengaruh pada penurunan tingkat penularan sehingga saat ini di bawah angka 1 selama 14 hari," tuturnya.

Secara kumulatif, testing di Jawa Timur per 6 Oktober 2020 telah dilakukan kepada 1.346.878 orang, dengan rincian tes cepat sebanyak 976.711 tes dan tes usap sebanyak 370.107 tes.

"Saat ini, positivity rate Jatim telah turun dari 31 persen pada Juli menjadi 10 persen per minggu ini, yang artinya testing terus konsisten meningkat, dan semakin sedikit kasus positif Covid-19 yang ditemukan di masyarakat. Ini merupakan pertanda bahwa intervensi kita on the right track," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement