Jumat 09 Oct 2020 05:40 WIB

Contohlah Nabi SAW, Umat Islam Perlu Menjadi Kaya

Nabi Muhammad mampu memberikan manfaat dari hartanya kepada umat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Contohlah Nabi SAW, Umat Islam Perlu Menjadi Kaya
Foto: Pixabay
Contohlah Nabi SAW, Umat Islam Perlu Menjadi Kaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari sekian banyak sunnah Nabi yang terserak, salah satunya adalah meniru teladan beliau dalam persoalan harta. Nabi Muhammad SAW yang merupakan pedagang, sukses menjalankan aktivitas ekonominya dan mampu memberikan manfaat dari hartanya kepada umat.

Dalam buku Harta Nabi karya Abdul Fattah As-Samman dijelaskan, Islam merupakan sebuah agama kenikmatan karena nikmat-nikmat Allah dan rezeki-Nya diperbolehkan dinikmati oleh setiap hamba. Dan Allah, memprioritaskan umat Islam dalam menikmati semua itu.

Baca Juga

Islam bukanlah agama yang memerintahkan pada penderitaan dan kemiskinan. Melainkan agama yang melimpahkan kemakmuran hidup dan kebahagiaan kepada pemeluknya. Memanfaatkan keberkahan-keberkahan langit dan bumi, serta memakan segala sesuatu yang ada di atas dan bawah mereka.

Allah berfirman dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 97: “Man amila shalihan min dzakarin aw untsa wa huwa mu’minun, fa lanuhyiyannahu hayawatan thayyibatan wa la najziyannahum ajrahum bi ahsani maa kaanu ya’malun,”. Yang artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,”.

Itulah mengapa umat Islam dianjurkan mencari harta kekayaan dengan jalan yang halal dan dapat memperoleh harta kekayaan. Agar hartanya dimanfaatkan demi jalan kebaikan. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Nabi.

Dalam fase hidup Nabi, kondisi finansial beliau semakin menanjak. Kekayaan dan finansial yang beliau himpun pun tidak dinikmati seorang diri. Nabi membelanjakan harta-hartanya ke beragam aspek, dan tak seluruhnya dibelanjakan di jalan dakwah. Nabi juga membelanjakan hartanya untuk anak dan istri-istri, fakir miskin, hingga membelanjakannya untuk memberikan hadiah kepada orang-orang tertentu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement