Ahad 11 Oct 2020 04:45 WIB

Kisah Pemilik Pohon Kurma yang Bakhil dan Hari Akhir

Meraih kebaikan di hari akhir juga mesti diawali dari kebaikan di dunia.

Kisah Pemilik Pohon Kurma yang Bakhil dan Hari Akhir
Foto: dok.Istimewa
Kisah Pemilik Pohon Kurma yang Bakhil dan Hari Akhir

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bahrus Surur-Iyunk

JAKARTA -- Ibnu Abi Hatim menceritakan dari al-Hakam bin Abban, dari ‘Ikrimah, yang bersum­ber dari ‘Ibnu ‘Abbas, bahwa ada seorang kaya mempunyai pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya yang fakir dan banyak anak. Setiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya, ia memetiknya dari rumah tetangganya itu.

Baca Juga

Apabila ada kurma yang jatuh dan dipungut oleh anak orang fakir yang yatim itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan mereka. Bahkan, yang sudah masuk mulut pun dipaksanya keluar.

Orang fakir itu lalu mengadukan masalahnya kepada Nabi SAW. Kemudian Rasulu­l­lah menemui pemilik kurma itu.

“Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si fulan itu. Sebagai gantinya, kamu akan mendapat pohon kurma yang lebih baik di surga.” Si pemilik pohon kurma berkata: “Hanya begitukah tawaranmu? Aku mempunyai banyak pohon kurma, dan pohon kurma yang diminta itu adalah yang paling baik buahnya”. Lalu si pemilik pohon kurma itu pun pergi.

Pembicaraan si pemilik pohon kurma dengan Nabi SAW itu rupanya terdengar oleh Abu Ad-Dahda’ al-Anshari. Ia langsung menghadap Rasulullah SAW, “Seandainya pohon itu menjadi milikku, apakah tawaran itu juga berlaku bagiku?” Rasulullah menjawab, “Ya.”

Maka pergilah ia menemui pemilik pohon kurma. Kata si pemilik pohon kurma, “Apa­kah engkau tahu bahwa Muhammad menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti po­hon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku itu? Aku telah mencatat tawar­an beliau. Aku banyak mempunyai pohon kurma, tetapi tidak ada yang selebat itu”.

Abu Ad-Dahda’ lalu bertanya, “Apakah engkau mau menjualnya?” Ia menjawab, “Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku. Tetapi, pasti tidak akan ada yang sanggup”. Abu Ad-Dahda’ bertanya lagi, “Berapa yang engkau inginkan?” Ia berkata, “Aku ingin 40 pohon kurma sebagai penggantinya.”

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement