Sabtu 10 Oct 2020 16:33 WIB

Bebas Usai Ditahan Jihadis Mali, Relawan Prancis Jadi Muslim

Relawan asal Prancis dibebaskan kelompok jihadis di Mali Afrika Barat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sophie Petronin, relawan kemanusiaan asal Prancis yang dibebaskan jihadis Mali
Foto: Dok Istimewa
Sophie Petronin, relawan kemanusiaan asal Prancis yang dibebaskan jihadis Mali

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Seorang relawan kemanusiaan Prancis dibebaskan pekan ini di Mali, Afrika Barat. Sebelumnya dia selama empat tahun ditahan jihadis Mali di kamp tersembunyi mereka .

Dia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah menjadi Muslimah. Hal ini dilaporkan media Prancis pada Jumat (9/10).    

Baca Juga

Sophie Petronin tiba di Bandara Villacoublay, barat daya Paris pada Jumat. Dia disambut Presiden Emmanuel Macron.

Dalam sebuah postingan Twitter, Macron mengatakan dia dan orang-orang Prancis senang melihat Petronin. ''Selamat datang di rumah," katanya, dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (10/10).

 

"Sukacita terbesar saya hari ini adalah mengetahui bahwa asisten saya dapat terus bekerja tanpa saya. Untuk Mali, saya akan berdoa, memohon berkah dan rahmat Allah SWT, karena saya seorang Muslim. Kamu mengatakan Sophie, tetapi kamu memiliki Maryam di depan kamu,'' kata Petronin seperti dikutip harian Prancis Le Point.

Pekerja kemanusiaan berusia 75 tahun itu diculik kelompok bersenjata di wilayah Gao Mali Utara pada Desember 2016. Tujuh bulan kemudian dia muncul dalam sebuah video yang diterbitkan kelompok yang menamakan dirinya Alqaeda di Islam Maghreb (AQIM). Sebelum penculikannya, sejak 2004 Petronin telah menjalankan Bantuan Asosiasi Amal Swiss di Gao.

Petronin mengatakan, dia bermaksud kembali ke Mali untuk memastikan kelompok kemanusiaan tempat dia bekerja dan yang merawat anak-anak kecil di lokasi melanjutkan misinya.

Dia dibebaskan pada Kamis (8/9) lalu bersama pemimpin oposisi Mali Soumaila Cisse dan dua warga Italia, Pastor Pierluigi Maccalli dan Nicola Chiacchio. 

Menurut pers Mali, lebih dari 100 teroris telah dibebaskan dengan imbalan sandera tersebut. Pembebasannya dilakukan setelah junta militer menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan berjanji akan memenangkan perang melawan terorisme di Mali.

Terlepas dari kehadiran pasukan penjaga perdamaian Prancis dan PBB di Mali, kelompok bersenjata masih sangat aktif di negara Afrika Barat itu. AQIM telah mengaku bertanggung jawab atas serangan dan penculikan baru-baru ini di Afrika Barat.

 

Sumber: https://www.aa.com.tr/en/africa/freed-french-humanitarian-reveals-she-is-muslim/2001631

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement