Kamis 15 Oct 2020 23:48 WIB

Cara Dunia Usaha Agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi

Selama pandemi, dunia usaha paling bertahan adalah yang sesuai kebutuhan dasar

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
UMKM (ilustrasi)
Foto: UGM
UMKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi covid-19 telah menyebabkan kinerja dunia usaha dari berbagai sektor mengalami kelesuan. Untuk dapat bertahan di tengah kondisi krisis ini, dunia usaha disebut perlu beradaptasi dengan perubahan yang ada. 

Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, mengatakan telah terjadi perubahan pola hidup konsumen selama masa pandemi. Dunia usaha pun dituntut untuk menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan New Normal.

"Selama pandemi, konsumen kembali ke kebutuhan dasar. Sektor atau industri yang bisa bertahan yaitu yang bisa menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru," kata Dian dalam diskusi bertajuk Resesi Ekonomi: Tantangan dan Strategi Bagi Dunia Usaha, Kamis (15/10).

Dian menyampaikan, diantara semua sektor yang mengalami kontraksi, informasi dan teknologi (IT) merupakan sektor yang memiliki daya tahan cukup baik. Adapun industri yang masih bertahan di beberapa bulan pertama setelah memasuki masa pemulihan yaitu makanan dan minuman, suplemen, serta sektor yang bisa beralih ke platform digital. 

Kemudian beberapa bulan setelah itu, sektor lainnya yang mulai membaik secara perlahan yaitu yang masih berbasis kebutuhan pokok dan produk kesehatan. Sedangkan sektor yang terdampak berat seperti hotel, penerbangan, otomotif dan properti masih akan butuh waktu lama untuk pulih. 

Dian menjelaskan, pertumbuhan Indonesia masih akan terkoreksi di kuartal ketiga tahun ini. Hingga di kuartal keempat, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi akan tumbuh negatif tiga persen. 

Namun pada 2021 mendatang, menurut Dian, ekonomi Indonesia kemungkinan bisa kembali membaik ke level sebelum Covid-19, dengan catatan vaksinasi berjalan lancar. "Kalau vaksin sudah bisa dinikmati masyarakat, confidence akan tumbuh untuk beraktivitas. Perkiraan kami di 2021 pertumbuhan ekonomi ada di 4,4 persen," tutur Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement