Jumat 16 Oct 2020 11:54 WIB

Sejak Pengetatan PSBB, Mobilitas Penduduk Kembali Turun

Salah satu penurunan terdalam terjadi di tempat perdagangan retail dan rekreasi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Gita Amanda
Pengunjung menaiki salah satu wahana di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta, Senin (12/10). Setelah sempat ditutup sejak 14 September 2020 karena penerapan PSBB di Ibukota, kini kawasan wisata Ancol kembali dibuka seiring dicabutnya status PSBB Jakarta menjadi PSBB transisi.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Pengunjung menaiki salah satu wahana di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta, Senin (12/10). Setelah sempat ditutup sejak 14 September 2020 karena penerapan PSBB di Ibukota, kini kawasan wisata Ancol kembali dibuka seiring dicabutnya status PSBB Jakarta menjadi PSBB transisi.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tingkat mobilitas penduduk kembali mengalami penurunan setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan secara ketat pada bulan lalu. Penurunan terjadi di berbagai kategori tempat, dari tempat belanja kebutuhan sehari-hari hingga taman.

Salah satu penurunan terdalam terjadi di tempat perdagangan retail dan rekreasi. Pada September, tingkat aktivitas masyarakat di kawasan tersebut adalah 17,3 persen di bawah baseline atau dibandingkan periode 3 Januari sampai 6 Februari 2020.

Pada Agustus, tingkat mobilitas penduduk di tempat perdagangan retail dan rekreasi sempat berada di level 14,6 persen di bawah baseline. Tapi, mobilitas bulan lalu lebih membaik dibandingkan Juni dan Juli yang masing-masing mencapai 24,7 persen dan 17,7 persen di bawah baseline.

Demikian juga dengan mobilitas di tempat belanja kebutuhan sehari-hari yang berada di level 2,3 persen di bawah baseline, menurun dibandingkan Agustus, 0,2 persen di bawah baseline. "Agustus posisi sempat menuju normal, tapi ketika pengetatan PSBB, mobilitas turun," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/10) lalu.

Data mobilitas ini dihimpun BPS dari google mobility index. Selain tempat transit, BPS juga memantau pergerakan masyarakat di tiga tempat strategis, yakni tempat perdagangan retail dan rekreasi, tempat belanja kebutuhan sehari-hari dan taman.

Tren penurunan juga terjadi di taman. Pada Agustus, aktivitas masyarakat di taman sudah berada pada level 5,6 persen di bawah baseline yang turun ke 10,4 persen di bawah baseline. Tapi, tren ini lebih dikarenakan adanya perayaan 17 Agustus yang kerap dirakayan di taman, sehingga penurunan aktivitas terlihat lebih signifikan dibandingkan tempat aktivitas lain.

Dari beberapa tempat, mobilitas paling rendah terjadi di tempat transit seperti bandara dan stasiun bus. Persentasenya pada September mencapai 36 persen di bawah baseline. Level ini lebih dalam dibandingkan posisi 35,3 persen dan 31,9 persen di bawah normal pada Juli dan Agustus.

Perubahan mobilitas penduduk di tempat kerja tidak terlalu signifikan. Pada September, mobilitas masyarakat berada 18,9 persen di bawah normal, naik sedikit dibandingkan posisi Agustus, 19,9 persen."“Banyak kantor masih menerapkan WFH pada Agustus dan September," kata Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement