Jumat 16 Oct 2020 13:05 WIB

Hentikan Memberi Nasihat Keliru Soal Cuci Tangan

Orang tua perlu membentuk kebiasaan mencuci tangan yang baik pada anak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Anak mencuci tangan dengan memakai sabun cair di Kampung Kamalaka, Serang, Banten, Rabu (15/4/2020). Warga di lokasi tersebut menyediakan tempat cuci tangan khusus bagi anak untuk sosialisasi sekaligus meningkatkan kesadaran anak dalam menyikapi bahaya COVID-19
Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO
Anak mencuci tangan dengan memakai sabun cair di Kampung Kamalaka, Serang, Banten, Rabu (15/4/2020). Warga di lokasi tersebut menyediakan tempat cuci tangan khusus bagi anak untuk sosialisasi sekaligus meningkatkan kesadaran anak dalam menyikapi bahaya COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang dewasa kerap mengajarkan anak-anak untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan atau setelah keluar dari toilet. Sebenarnya, ajaran ini tidak sepenuhnya tepat.

"Kita harus mengubah paradigma lama ini," Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Komisariat Jakarta Selatan dr Efmansyah Iken Lubis MM, dalam konferensi pers virual #TanganBersihUntukIndonesia bersama Lifebuoy, Kamis (15/10).

Baca Juga

Nasihat untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah menggunakan toilet akan membuat anak berpikir bahwa cuci tangan hanya perlu dilakukan di waktu-waktu tersebut. Anak mungkin akan menjadi abai untuk mencuci tangan di waktu-waktu yang lain.

Hal seperti ini pernah dr Iken temukan. Dahulu, dia kerap mendapatkan keluhan mengenai anak yang sulit diajari untuk mencuci tangan. Anak-anak tersebut menolak untuk cuci tangan karena mereka tidak sedang ingin makan atau habis menggunakan toilet.

"Kita mengajarkan cuci tangan sebelum makan, setelah makan, setelah keluar dari WC, tapi kita tidak ajarkan cuci tangan sebanyak-banyaknya," jelas dr Iken.

Terkait hal ini, dr Iken menilai orang tua perlu membentuk kebiasaan mencuci tangan yang baik pada anak. Selain sebelum dan setelah makan serta setelah menggunakan toilet, anak-anak juga perlu dibiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan aktivitas.

Sebagai contoh, mencuci tangan setelah bermain di luar rumah. Alasannya, saat bermain di luar rumah, anak bisa memegang berbagai hal. Di sisi lain, anak juga memiliki kebiasaan untuk mengucek mata, hidung, atau memasukkan jari ke mulut.

"Ini pintu masuk kuman-kuman yang paling disenangi," kata dr Iken.

Meski hanya beraktivitas di dalam rumah, anak pun tetap perlu dibiasakan untuk mencuci tangan. Setelah belajar daring misalnya, anak disarankan untuk mencuci tangan karena selama proses pembelajaran, anak memegang gawai.

"Tidak ada satu pun gadget yang steril dari kuman, baik itu virus corona, virus lain, bahkan jamur. Setelah berkegiatan, ajarkan mereka cuci tangan," ujar dr Iken.

Menurut dr Iken, kebiasaan mencuci tangan yang benar perlu ditanamkan sejak dini agar terbawa menjadi kebiasaan ketika anak sudah dewasa. Cuci tangan yang benar adalah cuci tangan dengan air mengalir dan juga sabun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement