Jumat 16 Oct 2020 17:23 WIB

Menag Apresiasi Kepercayaan UEA Terhadap Hafidz Indonesia

Menag menyebut kerja sama dengan UEA berjalan dengan baik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Menag Apresiasi Kepercayaan UEA Terhadap Hafidz Indonesia. Foto: Menteri Agama Fachrul Razi membacakan laporan Kementerian Agama pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (18/6/2020). Menag Fachrul Razi menyampaikan permintaan maaf kepada Komisi VIII DPR terkait penyampaiannya kepada publik soal pembatalan pemberangkatan Haji 2020
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menag Apresiasi Kepercayaan UEA Terhadap Hafidz Indonesia. Foto: Menteri Agama Fachrul Razi membacakan laporan Kementerian Agama pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (18/6/2020). Menag Fachrul Razi menyampaikan permintaan maaf kepada Komisi VIII DPR terkait penyampaiannya kepada publik soal pembatalan pemberangkatan Haji 2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) tahun ini kembali merekrutcalon imam masjid asal Indonesia. Salah satu syaratnya adalah harus menjadi seorang hafidz yabg menghafal 30 juz Alqur'an. Setidaknya ada 100 hafiz yang akan direkrut oleh UEA.

Menteri Agama RI, Fachrul Razi mengapresiasi kepercayaan pemerintah UEA tersebut. “Kerjasama ini sudah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Perekrutan kembali para Hafiz Indonesia sekaligus bentuk kepercayaan UEA. Ini patut diapresiasi,” ujar Fachrul dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (16/10).

Menurut Fachrul, menjadi Hafiz Alqur’an untuk orang non Arab bukanlah hal mudah. Peluang menjadi imam masjid di UEA adalah bagian dari penghargaan bagi mereka. “Semoga keberkahan yang mereka sebarkan, memberkahi kita semua. Insya Allah peluang itu juga dapat memberi kesejahteraan yang baik buat mereka dan keluarganya,” ucap Fachrul.

Pendaftaran seleksi imam masjid ini dibuka sampai 20 Oktober 2020. Para penghafal Al-Qur’an yang berminat, dapat mengirimkan data dirinya melalui surat elektronik di alamat [email protected] sampai 20 Oktober 2020. Proses seleksinya akan dilakukan pada 2-4 November 2020. Peserta yang terpilih, akan dikirim ke UEA dan bertugas selama dua tahun, sesuai perjanjian MoU antara Indonesia dan UEA.

Fachrul menjelaskan, kerjasama Indonesia dengan UEA selama ini terjalin dengan baik. Selain pengiriman imam masjid, Indonesia dan UEA juga bekerjasama dalam pengembangan e-learning madrasah.

Selain itu, Fachrul juga mengapresiasi toleransi umat beragama di Uni Emirat Arab. Sebagai negara mayoritas Muslim, Fachrul menilai UEA berhasil dalam pengembangan kehidupan yang toleran dan damai sesuai nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.

"Saya banyak mendengar langsung dari imam-imam Indonesia yang bertugas di sana bahwa UEA dapat menarik sangat banyak turis dari berbagai negara, muslim dan non muslim, karena toleransinya," jelas Fachrul.

“Menjadi keharusan bagi setiap umat Islam untuk menunjukan Islam sebagai agama damai dan penuh toleransi,” tutupnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement