Senin 19 Oct 2020 19:53 WIB

3 Tips Psikolog untuk Tingkatkan Imunitas

Psikolog mengingatkan diperlukan energi positif untuk tingkatkan imunitas.

 Seorang petugas kesehatan membuat tanda hati saat dia dan rekan kerjanya merayakan tiga pasien terakhir yang dibebaskan dari rumah sakit lapangan di Stadion Nasional Mane Garrincha, setelah sembuh dari COVID-19, di Brasilia, Brasil, Kamis, 15 Oktober, 2020.
Foto: AP/Eraldo Peres
Seorang petugas kesehatan membuat tanda hati saat dia dan rekan kerjanya merayakan tiga pasien terakhir yang dibebaskan dari rumah sakit lapangan di Stadion Nasional Mane Garrincha, setelah sembuh dari COVID-19, di Brasilia, Brasil, Kamis, 15 Oktober, 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Edward Andriyanto Sutardhio mengatakan, energi positif perlu ditumbuhkan demi meningkatkan imunitas melawan Covid-19. Untuk itu, orang bisa melakukan kaji informasi, kelola emosi, dan kembangkan sumber daya atau disingkat menjadi 3K.

"Kaji informasi yang masuk, jangan hanya lihat data penambahan kasus hari ini, berapa kematian yang ada hari ini, tapi lihat juga agar kita lebih meningkatkan emosi positif, lihat siapa yang sembuh hari ini dan berapa banyak," kata Edward dalam diskusi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dengan terlalu melihat penambahan kasus positif hari per hari, menurut Edward, terkadang orang lupa bahwa angka pasien yang berhasil sembuh dari penyakit itu melebihi pasien baru. Bahkan, angka pasien sembuh pernah hampir mendekati 5.000 orang dalam satu hari.

Pengkajian informasi diperlukan untuk memasukkan hal-hal positif untuk mendukung peningkatan imunitas. Selain itu, menurut dia, perlu juga dilakukan kelola emosi, yaitu memikirkan yang memang perlu dipikirkan untuk hari ini dan melakukan relaksasi serta menenangkan diri. Hal itu bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan orang-orang positif.

Tidak hanya itu, pasien yang dalam proses kesembuhan melawan Covid-19 juga bisa melakukan K terakhir, yaitu kembangkan sumber daya dengan memanfaatkan sumber daya sekitar untuk memberikan energi positif kepada diri sendiri. Edward memberi contoh, seperti mendoakan orang lain yang dapat membantu diri sendiri serta pasien lain atau menghubungi keluarga yang dapat membantu ketenangan diri.

Menurut dia, tanpa disadari sebenarnya banyak sekali sumber daya di sekeliling yang dapat membantu memberikan energi positif kepada pasien.

"Sebenarnya kita tidak menyadari sumber daya di sekeliling. Kita fokus pada rasa bersalah, penyesalan, kita harus mulai melihat sumber daya," ujar akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement