Senin 19 Oct 2020 21:36 WIB

Sektor Jasa Perlu Adaptasi Terapkan Digitalisasi

UMKM akan memetik keuntungan apabila bisa terintegrasi dengan teknologi digital.

Sektor Jasa Perlu Adaptasi Terapkan Digitalisasi (ilustrasi).
Foto: Pixabay
Sektor Jasa Perlu Adaptasi Terapkan Digitalisasi (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Executive Director Indonesia Services Dialogue (ISD) Devi Ariyani menilai sektor jasa yang menopang 54 persen PDB (Produk Domestik Bruto) nasional perlu beradaptasi dalam menerapkan digitalisasi.

"Digitalisasi sektor jasa Indonesia sangat berguna untuk mendorong daya saing dan produktivitas pelaku industri. Untuk itu kebijakan menyangkut sektor ekonomi digital sangat diperlukan," kata Devi dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (19/10).

Devi menuturkan sinyal perlambatan di seluruh sektor jasa sudah tampak pada kuartal I 2020, kecuali untuk jasa informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan jasa kesehatan.

Oleh karena itu, perkembangan teknologi digital dinilai dapat mendorong terciptanya perdagangan, tidak hanya barang tetapi juga perdagangan jasa lintas negara.

Saat ini diperkirakan nilai transaksi untuk Information Technology Outsourcing (ITO) dan Business Process Outsourcing (BPO) secara global mencapai 167,9 miliar dolar AS, di mana sekitar 84 persen permintaan alih daya berasal dari Amerika Serikat.

"UMKM Indonesia akan memetik keuntungan besar apabila bisa terintegrasi secara penuh dengan teknologi digital," ujarnya.

Berdasarkan hasil riset dari Asia Pacific MSME Trade Coalition (AMTC), digitalisasi dapat menghemat biaya ekspor Micro, Small, Medium Enterprice (MSME atau UMKM) di India, China, Korea Selatan dan Thailand hingga 339 miliar dolar AS.

Riset AMTC tersebut juga menemukan bahwa teknologi digital menghemat waktu untuk ekspor dari UMKM sebesar 29 persen, dan mereduksi biaya ekspor hingga 82 persen.

Lantaran data menjadi bahan bakar utama dalam era ekonomi digital saat ini, Devi mengungkapkan kemajuan teknologi digital membuat pertukaran data antarindustri antarnegara menjadi suatu hal yang lumrah. Berdasarkan studi McKinsey, kontribusi pergerakan data dalam perekonomian global mencapai 2,8 triliun dolar AS dan diperkirakan mencapai 11 triliun dolar AS pada tahun 2025.

"Saat ini industri tergabung dalam satu rantai nilai global, di mana perkembangan teknologi informasi memudahkan koordinasi industri lintas negara," pungkas Devi.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement