Selasa 20 Oct 2020 08:36 WIB

Batas Waktu Stimulus tanpa Kesepakatan, Wall Street Melemah

Investor juga mengkhawatirkan peningkatan kasus covid-19 di AS.

Indeks-indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (19/10). Anggota parlemen Washington masih tampak berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang stimulus virus corona menjelang tenggat waktu Selasa yang akan memungkinkan paket bantuan menjelang pemilihan 3 November.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Indeks-indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (19/10). Anggota parlemen Washington masih tampak berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang stimulus virus corona menjelang tenggat waktu Selasa yang akan memungkinkan paket bantuan menjelang pemilihan 3 November.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks-indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (19/10). Anggota parlemen Washington masih tampak berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang stimulus virus corona menjelang tenggat waktu Selasa yang akan memungkinkan paket bantuan menjelang pemilihan 3 November.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 410,89 poin atau 1,44 persen menjadi berakhir di 28.195,42 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 56,89 poin atau 1,63 persen, menjadi ditutup pada 3.426,92 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 192,67 poin atau 1,65 persen, menjadi 11.478,88 poin.

Baca Juga

Semua 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan energi merosot 2,1 persen, memimpin penurunan diikuti oleh indeks layanan komunikasi, turun 1,9 persen. Hanya sektor utilitas yang defensif, turun 0,9 persen, berakhir dengan penurunan kurang dari satu persen.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan Ahad (18/10) bahwa untuk mendorong kesepakatan sebelum pemilihan, itu harus diselesaikan pada Selasa. Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin terus mempersempit perbedaan mereka dalam percakapan pada Senin (19/10) dan Pelosi berharap pada Selasa sore akan ada "kejelasan" tentang apakah stimulus virus corona mungkin dilakukan sebelum pemilihan 3 November, menurut juru bicara untuk Pelosi.

Investor juga khawatir tentang meningkatnya kasus virus corona di beberapa bagian Amerika Serikat dan tentang apakah Presiden AS Donald Trump pada akhirnya akan merebut hasil pemilihan. “Kurangnya berita tentang stimulus mengkhawatirkan yang diperparah oleh tren virus yang memburuk dan ketidakpastian menjelang pemilihan,” kata Mona Mahajan, Ahli Strategi Investasi AS, Allianz Global Investors, New York.

Pekan lalu, Gedung Putih mengusulkan paket stimulus senilai 1,8 triliun dolar AS yang ditolak Pelosi karena tidak memenuhi permintaan bantuan sebesar 2,2 triliun dolar AS. “Ada kasus yang lumayan bahwa terlepas dari siapa yang menang jika stimulus tidak terjadi sebelum pemilihan, itu akan terjadi sesudahnya,” kata Mahajan.

Ketika Wisconsin berjuang melawan salah satu lonjakan virus corona terburuk di Amerika Serikat, seorang hakim pada Senin (19/10) memberlakukan kembali pembatasan. Di New Mexico, gubernur memperingatkan bahwa sumber daya perawatan kesehatan negara bagian itu mungkin tidak cukup jika kasus terus meningkat dengan kecepatan saat ini.

Jumlah kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat minggu lalu melonjak 13 persen menjadi lebih dari 393.000, mendekati level yang terakhir terlihat selama puncak musim panas, menurut analisis Reuters.

Saham-saham yang terbang tinggi, Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com semuanya turun lebih dari dua persen dan menciptakan hambatan terbesar pada S&P 500.

Pengukur ketakutan Wall Street ditutup lebih tinggi untuk sesi keenam berturut-turut dan berakhir di atas 29 untuk pertama kalinya sejak 6 Oktober saat kampanye pemilu AS semakin meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement