Rabu 21 Oct 2020 13:56 WIB

BI: Fondasi Indonesia Kuat Lakukan Transformasi Digital

Struktur demografinya dikuasai millenial yaitu 59,71 persen dari total penduduk

Petugas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menunjukkan halaman situs direktori UMKM Indonesia, lakumkm.id yang dibuat untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Kemenkominfo meluncurkan Gernas BBI dengan mendorong transformasi digital di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) melalui pemberian stimulus maupun fasilitasi UMKM dan ultra mikro sekaligus mendorong kesadaran konsumen Indonesia memanfaatkan teknologi serta membeli produk dalam negeri.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menunjukkan halaman situs direktori UMKM Indonesia, lakumkm.id yang dibuat untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Kemenkominfo meluncurkan Gernas BBI dengan mendorong transformasi digital di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) melalui pemberian stimulus maupun fasilitasi UMKM dan ultra mikro sekaligus mendorong kesadaran konsumen Indonesia memanfaatkan teknologi serta membeli produk dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Principal Economist Payment System Policy Department Bank Indonesia Agung Bayu Purwoko menilai Indonesia mempunyai fondasi yang sangat kuat untuk melakukan transformasi digital secara keseluruhan. “Kalau kita lihat Indonesia itu memang memiliki fondasi digital yang sangat kuat,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (21/10).

Agung menuturkan itu karena struktur demografinya dikuasai millenial yaitu 59,71 persen dari total penduduk sebanyak 269 juta orang merupakan generasi Y atau usia 22 tahun sampai 35 tahun, sedangkan 40,29 persen sisanya adalah generasi X atau usia 36 tahun sampai 50 tahun.

Tak hanya struktur demografi, Agung mengatakan Indonesia juga memiliki mobile customer yang sangat tinggi yaitu mencapai 338,2 juta pengguna sehingga penetrasinya mencapai 124 persen.

“Mobile customer-nya sangat tinggi ada 338 juta pengguna mobile sementara penduduknya tidak sampai segitu, jadi bayangan kita ada satu orang punya dua akun,” katanya.

Kemudian untuk internet users Indonesia mencapai 175,4 juta orang dengan penetrasi hingga 64 persen dan pengguna aktif sosial media sebanyak 160 juta orang dengan penetrasi 59 persen.“Internet user cukup tinggi dan active social media user juga sangat tinggi kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Ia menjelaskan Indonesia memiliki competitiveness dalam hal digitalisasi yang kuat dibanding negara lain. Seperti Turki dengan jumlah penduduk 83,8 juta pengguna mobile phone sebanyak 92 persen, pengguna internet 74 persen, dan pengguna aktif sosial media 64 persen.

Selanjutnya Malaysia dengan jumlah penduduk 32,1 juta pengguna mobile phone sebanyak 127 persen, pengguna internet 83 persen, dan pengguna aktif sosial media 81 persen. Thailand dengan jumlah penduduk 69,7 juta pengguna mobile phone sebanyak 134 persen, pengguna internet 75 persen, dan pengguna aktif sosial media 75 persen.

Fillipina dengan jumlah penduduk 108,8 juta pengguna mobile phone sebanyak 159 persen, pengguna internet 67 persen, dan pengguna aktif sosial media 67 persen.

Oleh sebab itu, Agung menuturkan Indonesia cepat menerapkan digitalisasi dengan diikuti tiga esensi meliputi teknologi baru, solusi inovatif, dan pemain baru yang memunculkan berbagai aktivitas online, termasuk dalam proses bisnis. "Di payment juga muncul beberapa solusi. Dulu kita harus pindah tempat tapi sekarang cukup dengan handphone. Digitalisasi sistem pembayaran sudah mengarah ke mobile technology sehingga mendukung aktivitas tanpa tatap muka,” katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement