Kamis 22 Oct 2020 06:44 WIB

Hari Santri 2020, Warga NU Baca Satu Miliar Shalawat Nariyah

Pembacaan shalawat dan doa serentak dilakukan malam ini.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Hari Santri 2020, Warga NU Baca Satu Miliar Shalawat Nariyah. Santriwati (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Hari Santri 2020, Warga NU Baca Satu Miliar Shalawat Nariyah. Santriwati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Nahdlatul Ulama (NU) sedunia akan memperingati Hari Santri 2020 dengan kegiatan utama berupa pembacaan satu miliar shalawat nariyah, shalawat thibbil qulub, dan doa tolak bala secara serentak pada Kamis (22/10) pukul 19.30 WIB. 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siroj berharap, kegiatan tersebut dapat membangkitkan semangat pengabdian kaum santri untuk negeri ini. "Diharapkan mampu membangkitkan semangat pengabdian kaum santri untuk negeri menuju Indonesia yang kuat, berdaulat dan segera diberi keselamatan dari pandemi Covid-19," ujar Kiai Said dalam siaran pers PBNU yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/10). 

Baca Juga

Hari Santri Nasional (HSN) jatuh pada 22 Oktober setiap tahun. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.

Dalam momentum ini, Kiai Said pun menjelaskan sebagai sebuah komunitas, jejaring organisasi dan juga pergerakan, santri terbukti mampu menjadi salah satu aktor utama dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari jerat kolonialisme. "Santri juga terbukti efektif menjadi penggerak pembangunan yang mendinamisir kehidupan masyarakat sekaligus mampu bertindak sebagai penjaga persatuan dalam kebinekaan yang sangat harmonis," ucapnya. 

 

Menurut Kiai Said, santri hari ini dan santri di masa yang akan datang harus mampu menjawab tantangan zaman. Dia berharap santri mampu memenangkan pertarungan global, mengambil peran strategis dan mendedikasikan diri untuk senantiasa siap berkorban dan memiliki kecintaan terhadap tanah air yang tinggi, serta mampu mewujudkan kemandirian Indonesia dengan daya saing yang tinggi. 

"Santri tidak hanya mampu mengaji tetapi dituntut untuk mampu menguasai berbagai bidang strategis, produktif dan progresif dalam berbagai hal serta mampu menampilkan model kepemimpinan nasional yang mengedepankan kepentingan bangsa," kata Kiai Said. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement