Kamis 22 Oct 2020 14:36 WIB

Agam Peringati Hari Santri dengan Gelar Tausiyah

Pesantren patut didorong menjadi lembaga pendidikan unggulan bagi santri.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ani Nursalikah
Agam Peringati Hari Santri dengan Gelar Tausiyah. Sejumlah santri mengikuti kegiatan doa Istighosah di Pondok Pesantren An-Nuqthah, Kota Tangerang, Banten, Kamis (22/10/2020). Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional dengan tema Santri Sehat, Indonesia Kuat yang jatuh pada hari ini.
Foto: ANTARA/Fauzan
Agam Peringati Hari Santri dengan Gelar Tausiyah. Sejumlah santri mengikuti kegiatan doa Istighosah di Pondok Pesantren An-Nuqthah, Kota Tangerang, Banten, Kamis (22/10/2020). Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional dengan tema Santri Sehat, Indonesia Kuat yang jatuh pada hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Pemerintah Kabupaten Agam bersama Kemenag Agam memperingati Hari Santri Nasional (HSN) keempat dengan mengadakan tausiyah di Aula Kantor Bupati Agama, Rabu (21/10).

Kepala Kantor Kemenag Agam Edy Oktafiandi mengatakan tema peringatan Hari Santri kali ini di Agam adalah Santri Sehat Indonesia Kuat. Mereka menggelar doa, dzikir dan tausiah dipimpin Ustadz Marva Edison.

Baca Juga

"Peringatan HSN keempat tahun 2020 tingkat Kabupaten Agam, perlu kita bersama-sama untuk menjadikan Lembaga Ponpes sebagai harapan umat, yang menghasilkan ulama yang cendekiawan,” kata Edy, Kamis (22/10).

Selain acara keagamaan di kantor bupati kemarin, peringatan Hari Santri di Agam juga akan berlangsung di Ponpes Parabek, Agam hari ini. Sekretaris Daerah Kabupaten, Martias Wanto berharap peringatan HSN dapat meningkatkan akhlak dan ketakwaan kita sesuai dengan akhlak Rasulullah SAW. Martias menyebut Ponpes merupakan lembaga pendidikan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian seseorang.

Oleh sebab itu kata dia, pesantren patut didorong menjadi lembaga pendidikan unggulan, sehingga perlu mendapatkan langkah kebijakan regulasi, afirmasi kebijakan, maupun anggaran yang menunjukkan keadilan.

Martias Wanto menjelaskan, diperingatinya HSN dimaksudkan agar kata santri dan pesantren bisa lebih lekat dengan masyarakat. Sehingga masyarakat tahu keberadaan dan pentingnya peran dari pesantren.

“Karena santri dan pesantren sangat dibutuhkan untuk membentengi generasi muda dari residu globalisasi saat ini,” jelasnya.

Saat ini, di Kabupaten Agam sudah berdiri dan beroperasi sebanyak 35 pondok pesantren. Jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumbar, Kabupaten Agam bisa dibilang sebagai daerah yang paling banyak memiliki pondok pesantren. Martias berharap dengan banyaknya jumlah Ponpes di Agam mampu melahirkan ulama-ulama besar yang dapat memberikan kontribusi bagi umat dan bangsa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement