Jumat 23 Oct 2020 15:55 WIB

Beyonce Serukan Akhiri Kekerasan di Nigeria

Beyonce mengerahkan kemampuannya untuk membantu rakyat Nigeria.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Beyonce merasa prihatin dengan kekerasan yang dialami rakyat NIgeria saat berkonflik dengan unit kepolisian yang dikenal sebagai Special Anti-Robbery Squad (SARS).
Foto: AP
Penyanyi Beyonce merasa prihatin dengan kekerasan yang dialami rakyat NIgeria saat berkonflik dengan unit kepolisian yang dikenal sebagai Special Anti-Robbery Squad (SARS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beyonce menunjukkan keprihatinannya terhadap konflik di Nigeria. Ia pun melontarkan permohonan yang menyerukan diakhirinya brutalitas di tengah protes masyarakat terkait dengan keberadaan unit polisi yang dikenal sebagai Special Anti-Robbery Squad (SARS).

Seluruh negara Afrika Barat dan berbagai belahan dunia telah melancarkan protes terhadap SARS, yang menjadi terkenal karena tuduhan kebrutalan dan pemerasan. Hal ini mendorong munculnya seruan yang kemudian berhasil untuk membubarkannya.

Baca Juga

Dalam sebuah unggahan di Instagram pada Selasa (20/10) malam, Beyonce mengakui dia patah hati melihat kebrutalan tidak masuk akal yang terjadi di Nigeria. Ia menuliskan bahwa harus ada akhir dari SARS.

"Kami telah bekerja sama dengan organisasi pemuda untuk mendukung mereka yang memprotes perubahan," kata pelantun lagu "Formation" itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Beyoncé (@beyonce) on

Beyonce pun mengerahkan kemampuannya untuk membantu rakyat Nigeria yang menjadi korban kekerasan. Diva berusia berusia 39 tahun itu mengatakan telah berkolaborasi dengan koalisi untuk menyediakan perawatan kesehatan darurat, makanan, dan tempat tinggal.

"Kepada saudara dan saudari Nigeria kami, kami mendukung Anda."

Selama beberapa pekan terakhir, para demonstran turun ke jalan setiap hari untuk memprotes kebrutalan polisi di Lagos. Para bintang, termasuk John Boyega, Chance the Rapper, dan Burna Boy mendukung pihak oposisi.

Presiden Muhammadu Buhari membubarkan unit tersebut pada 11 Oktober, tapi para demonstran telah menuntut lebih banyak perubahan dalam pasukan keamanan serta reformasi cara menjalankan negara. Menyusul protes, para pejabat telah menerapkan jam malam di luar kota Lagos ketika petugas anti huru-hara berjuang untuk mengendalikan kekerasan di wilayah tersebut.

Menurut BBC, Gubernur negara bagian Lagos Babajide Sanwo-Olu menuduh penjahat membajak protes untuk melancarkan kekacauan. Dia bersikeras bahwa dia terkejut menyaksikan protes damai #EndSARS telah berkembang menjadi monster yang mengancam kesejahteraan dari masyarakatnya.

Sementara itu, para bintang telah menggunakan media sosial untuk mengecam pemerintah kota Lagos. Chance the Rapper menuduh para pejabat melakukan pembantaian terhadap rakyat Nigeria.

"Pasukan penembak membunuh anak-anak muda di Nigeria. Dunia perlu terlibat."

“Mereka mencopot kamera CCTV, mematikan lampu, dan membunuh orang serta merampas jenazahnya. Seharusnya seluruh Pemerintah turun !! Saya sedih sekali,” kata Burna Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement