Sabtu 24 Oct 2020 10:50 WIB

Soal Kolam Renang, Menteri Prancis: Islam Berbahaya

Menteri keuangan Prancis menyoroti adanya jam khusus wanita di kolam renang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Soal Kolam Renang, Menteri Prancis: Islam Berbahaya
Foto: AFP
Soal Kolam Renang, Menteri Prancis: Islam Berbahaya

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menuduh beberapa wali kota menyerah pada politik Islam. Hal ini disebabkan karena mereka mengizinkan jam khusus wanita di kolam renang setempat.

"Ada terorisme, ya kejahatan yang harus diadili dan dihukum. Dan ada ideologi yang menjadi akar terorisme dan yang lebih berbahaya politik Islam, yang telah memiliki kaki tangan selama bertahun-tahun di Prancis," kata Le Maire kepada radio Europe 1, dilansir dari laman Politico, Sabtu (24/10).

Baca Juga

Terkait jam-jam berbeda di kolam renang kota, dia menyebut gerakan seperti itu pengecut, penolakan kecil dan akomodasi yang tidak masuk akal. Kemudian ia menyebut hal itu terus-menerus mendorong politik Islam. 

Komentar tersebut sesuai dengan anggota pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang telah berbicara lebih keras terhadap Islam radikal, dan apa yang disebut separatisme oleh kelompok agama setelah serangan. Hal ini termasuk keluhan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin awal pekan ini tentang makanan religius di supermarket.

Dalam wawancara terpisah kepada Le Figaro, Le Maire meminta para pemimpin bisnis membantu mengatasi separatisme agama. "Proyek politik Islam itu sederhana, menghancurkan bangsa Prancis, menghancurkan nilai-nilainya, menodai ingatan nasional kita dan merusak sejarah kita," kata Le Maire.

"Selama bertahun-tahun, politik Islam telah terlibat dalam pelecehan berkelanjutan terhadap bangsa kita," ujarnya. 

Dia juga mendesak para pemimpin bisnis menyadari mereka juga dapat berkontribusi pada perdamaian publik, dan fakta separatisme dapat dilawan. Bukan hanya menteri konservatif di kabinet Macron yang angkat bicara. Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer, yang berasal dari kiri, juga mengkritik apa yang disebut Islamisme kiri.

Pada awal Oktober, Macron memberikan pidato tentang apa yang dia gambarkan sebagai cara Islamisme radikal menyusup ke masyarakat Prancis. Namun, pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang guru sejarah, Samuel Paty yang dipenggal kepalanya karena memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad, memaksanya mengambil sikap yang lebih keras. Hal ini terutama karena lawan politiknya dari sayap kanan, Marine Le Pen, mencari celah politik.

Setelah kematian Paty, polisi melakukan sejumlah penggerebekan, sebuah masjid ditutup dan beberapa asosiasi yang dituduh terkait dengan Islam radikal telah dibubarkan.  Majalah sayap kanan Valeurs Actuelles menyerukan perang melawan Islam radikal di sampulnya pada pekan ini.

https://www.politico.eu/article/bruno-le-maire-france-minister-accuses-mayors-of-giving-in-to-political-islam-over-swimming-pools/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement