Sabtu 24 Oct 2020 11:03 WIB

3 Pemimpin Barat Ini Bersikap Fair Terhadap Islam

Presiden Trump dan Macron harus meniru sikap sejuk tiga pemimpin Barat ini atas Islam

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Elba Damhuri
Perdana Menteri Jacinda Ardern (tengah, berkerudung krem) meresmikan plakat peringatan bagi korban teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, Kamis (24/9). Aksi terorisme tidak hanya dilakukan oknum Islam fanantik tetatpi juga oknum umat lain yang juga fanatik yang tersebar di seluruh belahan dunia.
Foto: AP Photo/Mark Baker
Perdana Menteri Jacinda Ardern (tengah, berkerudung krem) meresmikan plakat peringatan bagi korban teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, Kamis (24/9). Aksi terorisme tidak hanya dilakukan oknum Islam fanantik tetatpi juga oknum umat lain yang juga fanatik yang tersebar di seluruh belahan dunia.

IHRAM.CO.ID -- Islam dan Muslim terus terseret ke dalam jurang ketegangan yang dimainkan sejumlah pemimpin negara-negara Barat. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terang-terangan mengumumkan perang terhadap kaum Muslim tertentu.

Belakangan, langkah Presiden Prancis Emmanuel Macron, tentang Islam dan komunitas Muslim di negara yang dia pimpin, menuai protes keras. Macron tampil bak pahlawan Prancis dalam memerangi Islam menyusul tragedi pemenggalan guru sekolah oleh oknum fanatik Islam.

Kendati demikian, tak semua pemimpin di negara-negara Barat menunjukkan sikap antipati terhadap Islam dan Muslim. Sebagiannya bahkan menunjukkan keteladanan dengan pernyataan-pernyataan serta kebijakan yang mendatangkan angin segar bagi umat Islam. Berikut ini rangkuman Republika.co.id, sikap mengayomi sejumlah pemimpin negara Barat: 

Vladimir Putin

 

Beberapa waktu terakhir, sentimen yang menyejukkan dari pemimpin negara barat kepada Islam juga terdengar dari mulut Presiden Rusia, Vladimir Putin. Bahkan, Putin mengutip Surat Ali Imran ayat 103 ketika menyerukan perdamaian di Yaman, satu tahun lalu. 

"Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika mau dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya, kamu menjadi saudara," kata Putin di Ankara.

Kutipan ayat itu dituturkan Putin ketika menyampaikan pernyataan bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani setelah menggelar pertemuan tinggi. 

Tiga pemimpin tersebut juga memperingatkan bahwa operasi militer koalisi Arab Saudi di Yaman sejak perang sipil pada 2015 lalu. Putin juga membahas situasi di Suriah.

BACA JUGA: Presiden Macron Membuat Muslim Prancis Semakin Terdesak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement