Senin 26 Oct 2020 05:30 WIB

Museum Sejarah Nabi Muhammad Segera Dibangun di Jakarta

Museum Sejarah Nabi Muhammad dibangun di Jakarta.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Museum Sejarah Nabi Muhammad Segera Dibangun di Jakarta. Foto: Jusuf Kalla dengan para pejabat terkait sewaktu menghadiri upara peletakan batu pertama pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Foto: google.com
Museum Sejarah Nabi Muhammad Segera Dibangun di Jakarta. Foto: Jusuf Kalla dengan para pejabat terkait sewaktu menghadiri upara peletakan batu pertama pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW Jusuf Kalla (JK) dan Sekjen Liga Dunia Islam Syekh Muhammad Abdul Karim Al-Isa menyaksikan penandatanganan perjanjian pembangunan dan operasional Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di Indonesia pada Sabtu (24/10).

Mantan Wakil Presiden Indonesia ini menyampaikan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui jalur dagang yang dilakukan oleh orang-orang Arab. JK menegaskan bahwa museum adalah cara Indonesia untuk melihat ke belakang, sehingga menjadi hikmah dan mendapat nilai-nilai yang dapat dipetik untuk kemajuan peradaban manusia di masa depan.

Baca Juga

JK menggarisbawahi bahwa di dalam museum nantinya akan ditampilkan sejarah tentang masuknya Islam ke Indonesia dan perkembangannya. Museum ini sangat penting karena Indonesia merupakan negara terbesar dengan jumlah penduduk beragama Islam.

"Museum ini akan menampilkan Islam yang moderat, Islam yang mengajarkan kedamaian, toleransi dan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia," kata JK melalui pesan tertulis yang diterma Republika, Ahad (25/10)

Sementara itu, Sekjen Liga Dunia Islam kembali menegaskan bahwa museum yang akan segera dibangun di Jakarta adalah museum pertama yang terbesar dan terlengkap. Setelah museum utama di Madinah al-Munawwaroh

"Museum akan menampilkan seluruh nilai-nilai, kehidupan dan visualisasi dari Rasulullah Muhammad SAW, seakan akan kita melihat dan merasakan langsung pada zamannya," kata Syekh Al-Isa.

Syekh Al-Isa mengatakan, Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di Indonesia akan menjadi pusat sejarah Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya. Museum akan dipenuhi dengan 'At-Tahiyyatu Lillah' nilai-nilai yang mencerminkan keagungan Allah SWT.

"Lebih dari 200 tema karya ilmiah dan insklopedia tentang berbagai hal yang berkenaan dengan sejarah dan peradaban Islam akan ditampilkan dengan  menggunakan teknologi terkini," ujarnya.

Duta Besar Agus Maftuh Abegabriel dalam kesempatan tersebut kepada tim media menyampaikan bahwa penandatanganan perjanjian kerjasama ini merupakan kemajuan penting dalam hubungan kerjasama bilateral khususnya melalui second track diplomacy (people to people).

Sementara itu hadir secara virtual dari Indonesia Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai tuan rumah tempat dibangunnya Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di Indonesia. Anies menegaskan bahwa masyarakat Jakarta dan Indonesia pada umumnya telah siap menyambut museum terbesar di dunia.

Dalam acara penandatanganan kesepakatan itu dihadiri Ketua Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW Syafruddin, Duta Besar RI di Riyadh Agus Maftuh Abegabriel, Mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, Deputi Eksekutif Liga Dunia Islam Syaikh Abdurrahman Al-Mator, Kepala Kantor Liga Jakarta (Mantan Duta Besar Arab Saudi di Jakarta) Abdurrahman Al-Khoyyat, Wakil Ketua Yayasan Wakaf Assalam Makkah Al-Mukarromah Abdullah Al-Qorni, Pimpinan Pondok Modern Tazakka dan Sekretaris Yayasan Sejarah Nabi Anizar Masyhadi, Ali Hassan Bahar, dan Direktur Tawaf TV Buyung Wijaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement