Senin 26 Oct 2020 12:02 WIB

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Tumbuh 3,79 Persen

Ke depan Bank Mandiri fokus menyalurkan kredit untuk pelaku usaha terdampak Covid-19.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Dirut Bank Mandiri terpilih Darmawan Junaidi berpose seusai konferensi pers secara virtual hasil RUPS Luar Biasa Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (21/10/2020). Hasil RUPS Luar Biasa Bank Mandiri diantaranya memutuskan Darmawan Junaidi menjadi Direktur Utama menggantikan Royke Tumilaar.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Dirut Bank Mandiri terpilih Darmawan Junaidi berpose seusai konferensi pers secara virtual hasil RUPS Luar Biasa Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (21/10/2020). Hasil RUPS Luar Biasa Bank Mandiri diantaranya memutuskan Darmawan Junaidi menjadi Direktur Utama menggantikan Royke Tumilaar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan kredit secara keseluruhan senilai Rp 873,73 triliun pada kuartal tiga 2020. Adapun realisasi ini meningkat 3,79 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan penyaluran kredit produktif perseroan secara bank only tumbuh sebesar 3,88 persen menjadi Rp 616,37 triliun pada September 2020, terdiri atas kredit modal kerja sebesar Rp 314,82 triliun dan kredit investasi sebesar Rp 301,55 triliun.

Baca Juga

“Perseroan berupaya menjaga kontribusi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19. Diharapkan penyaluran kredit produktif ini dapat membantu menggerakkan perekonomian di tengah wabah pandemi covid-19,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (26/10).

Dari sisi penyaluran kredit segmen wholesale, menurutnya, tumbuh dengan komposisi sebesar 65,3 persen atau Rp 492,63 triliun. Adapun nilai tersebut tumbuh 9,73 persen dari periode yang sama tahun lalu.

“Kemudian pembiayaan ke sektor usaha mikro, menjadi kontributor lainnya, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 13,03 persen secara tahunan menjadi Rp 49,07 triliun,” ucapnya.

Darmawan menyebut perseroan juga memastikan strategi pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan analisis sektor yang cermat dalam penyaluran kredit. Tercatat Rasio Non Performing Loan (NPL) secara gross masih terjaga level 3,33 persen secara konsolidasi.

Ke depan perseroan berupaya menyalurkan kredit untuk membantu para pelaku usaha terdampak covid-19, khususnya pelaku UMKM. Hal ini untuk mengembalikan usaha yang sempat menurun akibat pandemi Covid-19.

“Kami berharap inisiatif ini dapat ikut mengembalikan optimisme dan memulihkan denyut nadi perekonomian Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement