Senin 26 Oct 2020 23:53 WIB

Restoran Terapung di Pekanbaru Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Restoran dilengkapi fasilitas wajib seperti musholla dan toilet di deck bawah.

Restoran Terapung di Pekanbaru Tingkatkan Ekonomi Masyarakat (ilustrasi).
Foto: Antara/FB Anggoro
Restoran Terapung di Pekanbaru Tingkatkan Ekonomi Masyarakat (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,PEKAN BARU -- Restoran terapung atau Quantung Cruise berukuran 18x4 meter yang beroperasi di aliran Sungai Siak, diresmikan Wali Kota Pekanbaru Firdaus sejak 3 Oktober 2020, meningkatkan ekonomi masyarakat yakni membuka lapangan kerja baru, peningkatan perolehan pemasukan pendapatan asli daerah serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Quantung Cruise diyakini memberikan peluang dan potensi bagi masyarakat sekitar untuk memperoleh penghasilan tambahan, yakni peluang bagi pelaku ekonomi kreatif memasarkan produk kerajinan berupa aneka souvenir, usaha makanan atau kuliner dan lainnya," kata Manager Quantung Cruise Dio Praji Anugrah, di Pekanbaru, Senin (26/10).

Menurut Dio, Quantung Cruise yang dioperasikan atas kerjasama perusahaan swasta dengan Pemkot Pekanbaru itu menjadi restoran terapung pertama di Pulau Sumatera yang bertujuan untuk memajukan pariwisata Riau, khususnya beroperasi di daerah pinggiran Sungai Siak.

Quantung Cruise ini dioperasikan di Sungai Siak karena Sungai Siak memiliki nilai sejarah yang harus terus dilestarikan, antara lain dengan cara menyusur sungai oleh pengnujung sambil menikamti kuliner khas kota itu.

"Akan tetapi sebelum dapat dioperasikan, pembuatan kapal Quantung Cruise ini membutuhkan waktu setahun lebioh. Restoran terapung yang memiliki dua deck (tingkat) ini dapat menampung kurang lebih 100 orang, namun dimasa pandemi Covid-19 dibatasi maksimal hanya 50 orang saja," katanya.

Jadwal operasionalnya pun hanya pada hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu sedangkan Senin sampai Kamis dikhususkan untuk yang sudah reservasi.

Ia mengatakan, pada awalnya restoran terapung dibuka setiap hari dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, namun karena masih di masa pandemi Covid-19 dan pada malam hari di sejumlah kecamatan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) maka difokuskan hanya pada Jum’at, Sabtu dan Minggu, dan sesuai anjuran Pemkot Pekanbaru, maka dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 18.30 WIB.

Pada Jumat, Sabtu dan Minggu digelar live music untuk di deck atas, selain itu, restoran terapung ini juga dilengkapi fasilitas wajib seperti musholla dan toilet di deck bawah.

"Selain fasilitas yang tentunya harus ada, kami juga menyediakan paket makan siang, makan malam kuliner khas Melayu serta paket wisata, sehingga tidak harus memesan paket makan siang atau makan malam untuk dapat berwisata berlayar, menyusuri dan menikmati pemandangan sepanjang sungai Siak ini,” katanya.

Terkait paket yang disediakan, Dio menyebutkan paket makan siang dan makan malam untuk deck bawah dibandrol Rp145.000 per orang dengan makanan yang disediakan ikan asam padeh, ayam goreng, gulai udang, gulai ikan pantau, kalio jengkol, sambal tanak, sambal terasi, lalapan, dan air mineral.

Sedangkan untuk deck atas dibandrol harga Rp175.000 per orang dengan menu yang sama tetapi dengan tambahan buah potong, pudding dan jus buah. Selain itu, tersedia juga paket VIP dibagian deck bawah bagian depan dibandrol harga Rp195.000 per orang dengan menu yang sama seperti di deck atas.

Dio menanbahkan, mengenai paket wisata pengunjung dikenakan harga Rp65.000 per orang untuk deck bawah hanya disuguhan kue tradisional, kue manis, kue asin yang jumlahnya masing-masing satu serta teh atau kopi dan air mineral. Sedangkan untuk deck atas dikenakan harga Rp80.000 per orang dengan makan sama seperti deck bawah ditambah dengan buah potong, dan untuk paket VIP deck bawah dikenakan harga Rp95.000 per orang dengan menu yang sama dengan deck atas ditambah dengan puding tanpa makan siang, atau malam.

“Untuk cemilan dan minuman kita juga didukung oleh UMKM lokal, jadi UMKM juga bisa menjual makanan ataupun minuman yang mereka produksi, di sini”, katanya.

Walaupun mulai beroperasi dimasa pandemi, tetapi pengunjung tetap harus mematuhi protokol kesehatan, seperti mencuci tangan menggunakan handsanitizer dan diukur suhu tubuhnya sebelum masuk ke dalam kapal, menggunakan masker dan menjaga jarak. Sehingga, setiap meja maksimal hanya untuk dua orang saja.

“Karena dimasa pandemi, tentu kami tetap mematuhi protokol kesehatan, jika pengunjung tidak memakai masker dan suhu tubuhnya diatas 37 derajat celcius tidak kami perbolehkan masuk,” katanya.

Sungai Siak (menurut wikipedia), merupakan sungai terdalam di Indonesia, yang kedalamannya dahulu mencapai 30 meter, namun akibat pendangkalan kini tinggal sekitar 18 meter. Dahulunya sungai ini dapat dilalui oleh kapal-kapal besar seperti kapal tanker dan kapal peti kemas.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement