Selasa 27 Oct 2020 09:29 WIB

837 Relawan Vaksin Covid-19 Masuk Periode Monitoring Efikasi

BPOM sudah inspeksi ke dua Puskesmas tempat penyelenggaraan uji klinis vaksin Covid.

[Ruang riset vaksin di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat] PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan sebanyak 837 relawan uji klinis III vaksin Covid-19 dari Sinovac China memasuki periode monitoring efikasi.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
[Ruang riset vaksin di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat] PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan sebanyak 837 relawan uji klinis III vaksin Covid-19 dari Sinovac China memasuki periode monitoring efikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan sebanyak 837 relawan uji klinis III vaksin Covid-19 dari Sinovac China memasuki periode monitoring efikasi. "Data terakhir menunjukan bahwa sampai dengan tanggal 23 Oktober 2020, 837 relawan masuk ke periode monitoring efikasi," ujar Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa (27/10).

Selain itu, Iwan juga menambahkan sebanyak 1.620 relawan sudah mendapatkan suntikan pertama dan 1.341 relawan sudah mendapatkan suntikan kedua. "Saat ini, uji klinis III vaksin Covid-19 masih berjalan sesuai rencana," katanya.

Baca Juga

Head of Corporate Communication Bio Farma itu juga mengatakan beberapa waktu lalu tim dari Badan POM melaksanakan inspeksi ke dua Puskesmas sebagai tempat penyelenggaraan uji klinis vaksin Covid-19. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharap vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan ke masyarakat harus melalui uji klinis yang benar sehingga dapat dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Presiden mengatakan pemerintah tidak ingin ada sedikitpun masalah yang berdampak pada masyarakat penerima vaksin.

Presiden meminta jajarannya tidak tergesa-gesa dan tetap mengedepankan kaidah ilmiah untuk vaksin Covid-19. Semua prosedur ilmiah soal vaksin dan vaksinasi harus dilalui secara tepat, tanpa ada yang terlewat.

Sekarang ini, semua pihak, baik itu masyarakat, peneliti, akademisi dan pihak lainnya, memantau proses pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19 di Indonesia. Karena itu, seluruh tahapan pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19 harus sudah sesuai dengan kriteria ilmiah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement