Selasa 27 Oct 2020 11:34 WIB

Dikecam, Museum Israel Tunda Jual Barang Antik Islam

Rencana tersebut diurungkan setelah memicu kemarahan dan penolakan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Dikecam, Museum Israel Tunda Jual Barang Antik Islam. Museum Seni Islam LA Mayer di Yerusalem berencana menjual barang antik Islam yang langka.
Foto: Reuters/Yonathan Weitzman
Dikecam, Museum Israel Tunda Jual Barang Antik Islam. Museum Seni Islam LA Mayer di Yerusalem berencana menjual barang antik Islam yang langka.

REPUBLIKA.CO.ID, ISRAEL -- Museum Seni Islam LA Mayer di Yerusalem berencana menjual barang antik Islam yang langka, termasuk karpet, persenjataan, dan keramik berusia berabad-abad dari seluruh Timur Tengah. Namun, rencana tersebut diurungkan setelah memicu kemarahan dan penolakan dari Presiden Israel dan Kementerian Kebudayaan Israel. 

Museum Seni Islam LA Mayer berencana menjual 190 barang antik di rumah lelang Sotheby, London pada hari ini, Selasa (27/10). Di antara barang-barang yang akan dijual tersebut, ada 60 jam tangan antik dan arloji. Penjualan barang langka itu diharapkan bisa menghasilkan jutaan dolar untuk museum.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis, Senin (26/10), museum mengatakan menunda pelelangan setelah melakukan dialog dengan Kementerian Kebudayaan Israel dan sebagai tanggapan atas permohonan pribadi dari Presiden Israel Reuven Rivlin. Dalam pernyataan tersebut, donor utama lembaga itu Hermann de Stern Foundation mencatat koleksi tersebut adalah milik pribadi dan penjualan diizinkan berdasarkan undang-undang.

“Manajemen yayasan berharap penundaan ini akan memungkinkan tercapainya kesepakatan yang juga dapat diterima oleh Kementerian Kebudayaan dalam beberapa minggu mendatang,” katanya dilansir di Aljazirah, Selasa (27/10).

Kementerian Israel telah melarang penjualan barang antik di museum tersebut, dan berjanji melakukan segala cara mencegahnya. Rivlin juga mengaku prihatin dengan rencana penjualan aset budaya dan meminta pihak berwenang mencegah penjualannya. Menurut Rivlin, barang-barang itu lebih berharga daripada nilai uangnya.

Menurut situs lelang Sotheby London, beberapa aset budaya yang hendak dijual di antaranya, lembar Alquran periode awal, tembikar, helm abad ke-15, hingga benda peninggalan era Kerajaan Ottoman. Ada juga mangkuk abad ke-12 yang menggambarkan seorang pangeran Persia, kerajinan logam bertahtakan perak, senjata umat Islam, dan baju besi.

Didirikan pada 1965, museum ini dibangun oleh Vera Salomons, keturunan dari keluarga bangsawan Inggris-Yahudi, seorang sarjana terkemuka di Timur Tengah. Museum tersebut menampung ribuan artefak Islam yang berasal dari abad ke-7 hingga ke-19. Museum juga memiliki koleksi jam tangan antik yang diturunkan oleh keluarga Salomons, termasuk puluhan jam tangan yang dirancang oleh Breguet.

Museum telah ditutup hampir sepanjang tahun karena pandemi virus corona, tetapi pelelangan dilaporkan telah dilakukan selama dua tahun. Menurut surat kabar Israel Haaretz, museum mengalami tekanan keuangan akibat pandemi. 

Menurut Sotheby, sebelum mengonfirmasi penundaan lelang, artefak yang akan dijual diperkirakan akan terjual hingga sembilan juta dolar AS atau senilai Rp 132 miliar. Ketua Asosiasi Museum Israel, Nava Kessler mengatakan tidak etis dan tidak pernah terdengar ada sebuah museum yang menjual barang-barang ke kolektor pribadi.

"Ini hal yang sangat buruk. Saya sangat malu itu terjadi di Israel," kata Kessler.

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/26/outrage-over-israeli-museum-plan-to-sell-rare-islamic-antiquities

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement