Selasa 27 Oct 2020 21:22 WIB

Ucapan Labbaik Wali yang tak Diterima Allah Selama 70 Tahun

Sang Wali menangis dengan kuatnya sehingga dadanya basah oleh tetesan air mata.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ucapan Labbaik Wali yang tak Diterima Allah Selama 70 Tahun (ilustrasi).
Foto: Republika/ Amin Madani
Ucapan Labbaik Wali yang tak Diterima Allah Selama 70 Tahun (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Abu Abdillah Jalla Rah.a  bercerita, suatu ketika ia sedang berada di Dzulhulaifah, kemudian melihat ada seorang pemuda hendak memakai pakaian ihram dan berkali-kali mengatakan.

"Ya Allah, aku takut jika aku mengucapkan Labbaik, engkau menjawabnya dengan Laa Labbaik (kehadiran mu tak diterima)"

Berulang kali pemuda itu berkata seperti itu sehingga akhirnya ia mengucapkan Labbaik satu kali dengan kerasnya sehingga ia meninggal dunia. 

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi Rah.a dalam kitabnya Fadilah Haji menceritakan ada seorang wali tinggal di Makkah selama 70 tahun. Setiap tahunnya ia menunaikan Ibadah Haji atau umroh. Akan tetapi, ketika ia mulai ihram untuk Haji atau umroh dengan mengucapkan Labbaik maka ia mendapatkan jawaban Laa Labbaik.

 

Suatu ketika ada seorang pemuda yang mulai ihram bersamanya. Ketika sang Wali mendapat jawaban Laa Labbaik, pemuda itu juga mendengarnya. Si pemuda itu berkata, "Hai Paman, engkau mendapatkan jawaban Laa Labaik?"

Sang wali bertanya, "Wahai pemuda, engkau juga mendengarnya?" Si pemuda itu menjawab, Ya, aku mendengarnya." Mengetahui hal itu sang Wali menangis dan berkata, "Wahai Pemuda sudah 70 tahun aku mendengar jawaban seperti itu." Sang Pemuda bertanya, "lalu, mengapa paman selalu bersusah payah seperti ini?" Sang Wali menjawab, "wahai Pemuda, pintu siapa lagi yang harus aku ketuk kalau bukan pintu-Nya, dan mau pergi ke mana lagi selain kepada-Nya."

Tugasku hanyalah berusaha, mau diterima atau ditolak itu terserah Dia. Wahai Pemuda, hanya karena masalah seperti itu, tidak baik seorang hamba lari dari rumah tuan-Nya. "Setelah berkata demikian sang Wali menangis dengan kuatnya sehingga dadanya basah oleh tetesan air mata. Setelah itu sang Wali mengucapkan Labbaik sekali lagi, dan sebagai jawabannya ia mendengar. "Kami telah menerima kehadiranmu. Dan kami pun berbuat seperti itu kepada setiap orang yang berhusnudzan kepada Kami bukan orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya tetapi mengharapkan Rahmat kami."

Si Pemuda juga mendengar jawaban itu, maka ia berkata. "Paman, apakah engkau mendengar jawaban itu? "Sang Wali menjawab," Ya, aku mendengarnya. "Kemudian ia menangis dengan kuatnya sehingga meninggal dunia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement