Rabu 28 Oct 2020 19:45 WIB

Traveler Muslim Berbagi Kisah Kunjungi Al-Aqsa

Warga Palestina tidak leluasa beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Traveler Muslim Berbagi Kisah Kunjungi Al-Aqsa. Komplek Masjid Al-Aqsa.
Foto: REUTERS/Ammar Awad
Traveler Muslim Berbagi Kisah Kunjungi Al-Aqsa. Komplek Masjid Al-Aqsa.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam yang kini kondisinya tidak seperti foto yang biasa diambil para turis. Rahmadianti, seorang penulis yang juga traveler menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi Palestina di acara Al Aqsa Awareness Week (AAW) pada Senin (26/10) yang dilakukan secara virtual.

Ketika masuk Al-Aqsa pada Desember 2019, Rahmadianti bercerita rombongannya harus mengantre cukup lama. Penjagaan tentara Israel sangat ketat. Sepanjang antrean, ia hanya melihat warga Palestina lanjut usia. Anak muda jarang sekali diberikan izin beribadah di sana.

Baca Juga

"Ketika saya akan masuk ke Masjid Al-Aqsa untuk sholat subuh, saya diadang tentara Israel dan tidak diberi izin masuk karena saya memakai syal bendera Indonesia dan Palestina. Saat itu saya sadar, mereka sangat takut dengan simbol yang berhubungan dengan Palestina. Masuk ke dalam Masjid Al-Aqsa akan mengobarkan semangat umat Muslim kembali menguasai Masjid Al-Aqsa," ujar Rahmadianti melalui siaran pers yang diterima Ihram.co.id, Rabu (28/10).

Menurutnya, tidak banyak orang yang diizinkan oleh tentara Israel masuk kedalam komplek Al-Aqsa. Namun, Rahmadianti melihat suasana masjid tetap hidup. Jamaah yang boleh masuk melaksanakan kegiatan seperti mengaji, sholat, dan mendirikan majelis ilmu.

Selama tiga hari di sana, Rahmadianti melakukan sholat subuh dan zhuhur di masjid Al-Aqsa. Meskipun kapasitas masjid mencapai lima ribu jamaah, tapi hanya sedikit yang diperbolehkan sholat di dalam. Kondisi di masjid Al-Aqsa sangat timpang dengan kondisi Yahudi yang hendak beribadah di tembok ratapan.

"Saya melihat orang Yahudi yang datang ke tembok ratapan itu banyak sekali. Berbeda dengan di masjid Al-Aqsa, tidak banyak Muslim yang dibolehkan masuk oleh tentara Israel," ujarnya. 

Selain mengunjungi komplek Al-Aqsa, Rahmadianti juga mengunjungi Kota Al Khalil atau Hebron dan beberapa situs Islam lainnya. Sepanjang jalan ia melihat Kota Al Khalil terlihat seperti kota mati. 

Sudah lebih dari 20 tahun Kota Al Khalil dimarjinalkan oleh Israel. Toko-toko terlihat tua dan tidak terurus serta banyak yang tertutup. Warga tidak diizinkan berjualan tanpa alasan yang jelas. Jalanan pun banyak yang rusak.

"Israel secara sengaja menghancurkan jalanan aspal dan memasang tiang kawat di beberapa titik kota tersebut untuk mencoba mengusir warga Palestina dari Kota Hebron agar Israel bisa menguasainya," ujarnya. 

Rahmadianti dan rombongannya juga berkunjung ke Masjid Ibrahim. Di bawahnya terdapat Makam Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, Nabi Yakub, dan istri mereka. Dalam video yang diambil Rahmadianti, ia menjelaskan masjid tersebut telah Israel bagi dua, sehingga jadi setengah masjid dan setengah sinagoge.

Di akhir ceritanya, Rahmadianti berpesan agar para peserta Al Aqsa Awareness Week khususnya para milenial untuk terus memupuk rasa ingin tahu dan rindu kepada Al-Aqsa dan Palestina, terlepas dari jarak yang memisahkan Indonesia dan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement