Rabu 28 Oct 2020 23:25 WIB

Epideomolog: Disiplin Protkes Ikut Tentukan Zonasi Covid-19

Gerakan 3M dinilai sebagai upaya paling efektif mencegah penyebaran Covid-19.

Petugas kesehatan menyimpan sampel lendir saat tes usap (swab tes). Ilustrasi
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan menyimpan sampel lendir saat tes usap (swab tes). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pakar epideomologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Ridwan Amiruddin mengemukakan zonasi sebuah daerah terhadap Covid-19 sangat ditentukan dengan disiplin protokol kesehatan oleh masyarakat pada wilayah tersebut.

"Jadi ini (zonasi wilayah penyebaran Covid-19) sangat ditentukan dengan disiplin protokol kesehatan kita semua, dan pelacakan kasus yang kita lakukan," katanya di Makassar, Selasa (28/10).

Gerakan 3M telah dicanangkan pemerintah sebagai upaya paling efektif mencegah penyebaran Covid-19, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun.

Prof Ridwan menyampaikan perubahan zonasi pada sebuah wilayah sangat dinamis yang ditentukan oleh angka kasus positif Covid-19 masing-masing wilayah, sementara bertambahnya angka positif ini sangat tergantung pila dari perilaku disiplin protokol kesehatan Covid-19.

"Perubahan zona itu sangat dinamis sekali, sangat ditentukan oleh angka positif, angka kesembuhan pada suatu wilayah, kemudian munculnya kasus baru. Inilah yang menyebabkan zonasi sangat dinamis sekali," urainya.

Berdasarkan zonasi di Sulsel, masih terdapat satu daerah yang berada di zona merah yakni Kota Palopo, padahal sebelumnya wilayah ini pernah berada di zona kuning. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Soppeng yang sebelumnya di zona hijau kini beralih ke zona kuning.

Hal inilah yang dimaksudkan zonasi bersifat dinamis, lanjut Prof Ridwan. Termasuk pada Kota Makassar yang sekarang berada di zona oranye, masih memungkinkan untuk kembali ke zona merah jika kasus meningkat.

"Khusus untuk Palopo sendiri, itu memang ada beberapa indikator, seperti angka kesembuhannya yang relatif rendah dibandingkan kota lain. Begitu juga Soppeng, mungkin akhir-akhir ini angka kematiannya lebih tinggi daripada kabupaten lain sehingga zonanya berubah," jelas Prof Ridwan.

Hanya saja, Prof Ridwan yang juga Ketua Tim Konsultan Satgas Covid-19 Sulsel ini mengungkapkan bahwa secara keseluruhan angka kesembuhan Sulsel memperlihatkan tren positif yakni 87 persen, kemudian angka kematian 2,5 persen, sehingga angka positif ratenya bergerak di antara 8-12.

"Zonasi ini memang dinamis dan sangat ditentukan pula oleh variabel atau indikator layanan kesehatan dan surveilans yang semuanya mengacu pada disiplin protokol kesehatan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement