Sabtu 31 Oct 2020 03:24 WIB

Resesi Hong Kong Mulai Melambat di Kuartal Ketiga

Perbaikan ekonomi ditandai dengan meningkatnya permintaan domestik.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung dengan memakai masker bermain disalah satu wahana di Hong Kong Disneyland, Jumat (25/9). Resesi panjang Hong Kong menunjukkan tanda-tanda mereda pada kuartal ketiga.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengunjung dengan memakai masker bermain disalah satu wahana di Hong Kong Disneyland, Jumat (25/9). Resesi panjang Hong Kong menunjukkan tanda-tanda mereda pada kuartal ketiga.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Resesi panjang Hong Kong menunjukkan tanda-tanda mereda pada kuartal ketiga. Peningkatan bertahap terjadi pada permintaan domestik dan eksternal akibat perbaikan ekonomi China, meredanya wabah Covid-19 dan aktivitas pasar keuangan yang lebih kuat.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (30/10), pemerintah Hong Kong memproyeksikan, ekonomi akan menyusut 3,4 persen pada Juli sampai September dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi kontraksi kuartalan kelima berturut-turut, namun lebih baik dibandingkan penyusutan 9 persen year on year (yoy) pada kuartal kedua.

Pemulihan pada ekonomi Hong Kong karena adanya peningkatan aktivitas ekonomi yang tajam dibandingkan kemerosotan pada awal tahun. Pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial sudah dilonggarkan secara bertahap dan orang-orang telah kembali ke kantor maupun toko.

"Ke depan, pemulihan solid berkelanjutan dari ekonomi daratan (China) akan memberikan dukungan untuk ekspor Hong Kong dalam beberapa bulan mendatang," ujar juru bicara pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Meski menunjukkan perbaikan, pemerintah tetap memproyeksikan adanya tekanan pada konsumsi dan investasi. Dua komponen pembentuk PDB ini tetap lemah pada kuartal ketiga di tengan berbagai langkah stimulus pemerintah Hong Kong.

Pemerintah mengatakan, permintaan global dan arus perdagangan akan meningkat jika pemulihan negara-negara maju utama terus berlanjut. Kegiatan ekonomi juga akan terus pulih jika infeksi Covid-19 lokal berada dalam kondisi stabil.

Ekonom utama di Oxford Economics Tommy Wu menjelaskan, ge,lombang ketiga wabah Covid-19 di Hong Kong telah berlalu. Ia memperkirakan, ekonomi akan bangkit kembali pada kuartal keempat dan terus pulih pada tahun depan di level lima persen. “Kecuali ada wabah parah lain,” katanya dalam sebuah catatan penelitian.

Pada basis perbandingan kuartal ke kuartal (quarter to quarter/q to q) yang disesuaikan secara musiman, Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong meningkat tiga persen dibandingkan kuartal kedua. Pertumbuhan tersebut membaik dibandingkan penurunan 0,1 persen yang terjadi pada periode April-Juni.

Kondisi ekonomi Hong Kong memang sempat memburuk dengan gelombang infeksi ketiga virus corona di skala lokal. Tapi, tekanan tersebut menunjukkan tanda-tanda stabil ketika situasi virus mereda pada bulan lalu.

Di tengah kondisi pemulihan, tingkat pengangguran Hong Kong masih naik menjadi 6,4 persen pada kuartal ketiga. Level ini merupakan yang tertinggi dalam sekitar 16 tahun.

Kedatangan turis kota pada September anjlok 99,7 persen dari tahun sebelumnya menjadi 9,132 pengunjung, kata dewan pariwisata. Penurunan terutama dikarenakan adanya pembatasan pengunjung akibat Covid-19.

Juru bicara pemerintah menekankan, pandemi akan tetap menjadi risiko besar terhadap penurunan ekonomi global dan lokal, sampai vaksin yang efektif tersedia secara luas. "Industri pariwisata sulit untuk naik kembali dengan diberlakukannya pembatasan perjalanan yang luas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement