Sabtu 31 Oct 2020 13:39 WIB

Kaum Santri Sudah Mulai Berperan di Panggung Global

Kaum santri perlu terus menciptakan kreativitas dan inovasi.

Sejumlah santri yang tergabung dalam Laskar Santri Nusantara dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Salatiga mengikuti kirab dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Danau Rawa Pening, Radesa Wisata Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/10/2020).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Sejumlah santri yang tergabung dalam Laskar Santri Nusantara dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Salatiga mengikuti kirab dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Danau Rawa Pening, Radesa Wisata Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum santri dinilai sudah mulai berperan di kancah internasional. Staf Khusus Presiden, Aminuddin Ma’ruf mengatakan, para santri tersebut berperan dalam panggung-panggung global untuk menyebarkan dan mengenalkan nilai-nilai khas tradisi pesantren yang menjadi identitas Islam di Nusantara. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Aminuddin dalam acara Silaturahmi Diaspora Santri se-Dunia yang digelar Development Project untuk peringatan Hari Santri Nasional 2020, Sabtu (31/10). Acara yang mengambil tema “Peran Diaspora Santri untuk Pembangunan Negeri Pasca-Pandemi” tersebut dihadiri sekitar 1.000 santri dari dalam negeri maupun di seluruh dunia.

"Acara Silaturahmi Diaspora Santri se-Dunia menunjukkan bahwa kini santri sudah banyak yang berperan dalam dunia internasional," ujar Aminuddin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (31/10).

Menurut Aminuddin, Hari Santri Nasional diperingati sebagai momen bagi segenap bangsa Indonesia untuk mengingat dan meneladani semangat jihad kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat tersebut, kata dia, harus terus dipupuk sebagai tiang pembangunan bangsa, terlebih di masa pandemi ini.

“Tetapi, semangat kebangsaan saja tidak cukup bagi santri untuk berkontribusi lebih pada pembangunan bangsa. Hal tersebut perlu diiringi pula dengan semangat kebangkitan ekonomi, semangat kebangkitan intelektual, dan semangat kebangkitan global di kalangan santri,” katanya menegaskan.  

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengajak kaum santri untuk membuktikan diri sebagai pihak yang mampu beradaptasi dengan dengan perubahan zaman. Para santri juga harus bisa membawa solusi di setiap tantangan bangsa yang terjadi. 

Dalam acara tersebut tampil perwakilan diaspora santri yang mewakili lima benua, yaitu Ulfah Muhayani MPP (Dosen UIN Malang/Ph.D Student at Queensland University of Technology, Australia), M Rodlin Billah (Ketua PCINU Jerman/Ph.D Student at Karlsruhe Institute of Technology, Jerman), Abdul Ghofur Maimoen (Pengasuh PP Al-Anwar Sarang/Alumni Doktoral Universitas Al-Azhar, Mesir), Shamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York, Amerika Serikat) dan Prof Sumanto Al-Qurtuby (Professor at King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi). 

“Tokoh-tokoh diaspora santri tersebut menggambarkan betapa potensi kelompok santri sangat besar untuk terlibat secara signifikan dalam pembangunan negeri,” ucapnya.

Sebagai Staf Khusus Presiden yang salah satu tugasnya berkomunikasi dengan kalangan Pondok Pesantren, Aminuddin mengaku siap berkolaborasi dengan para diaspora santri. Baik dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan, ekonomi dan tentunya dakwah.

Berdasarkan data Kementerian Agama, kata dia, jumlah Pondok Pesantren di Indonesia sudah lebih dari 27 ribu. dengan jumlah santri lebih dari 4 juta orang. Menurt dia, jumlah ini bisa menjadi peluang bagi Pemerintah untuk menjadikan Pondok Pesantren sebagai aktor utama dalam mengurangi ketimpangan yang ada di Indonesia.

Mengingat, kata Aminuddin, salah satu masalah utama Indonesia sebagai negara berkembang adalah ketimpangan. “Jika fungsi pemberdayaan SDM dan ekonomi pesantren bisa dimaksimalkan, Pondok Pesantren, yang letaknya tersebar di seluruh daerah di Indonesia, dapat menjadi solusi atas ketimpangan yang ada,” jelasnya.

Dunia pasca pandemi nanti, lanjutnya, akan banyak tren pembangunan yang berubah. Seperti tren pada bidang pendidikan, ekonomi, budaya dan sosial. “Segenap elemen santri perlu terus menciptakan kreativitas dan inovasi. Mari kita buktikan, santri dari dulu hingga kini, adalah kaum yang adaptif pada setiap perubahan zaman,” ajaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement