Ahad 01 Nov 2020 17:15 WIB

Pengadilan AS Panggil Pangeran Salman Melalui Whatsapp

Pemanggilan putra mahkota Arab Saudi terkait pembunuhan Jamal Khashoggi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pengadilan AS Panggil Pangeran Salman Melalui Whatsapp. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto: AP/Amr Nabil
Pengadilan AS Panggil Pangeran Salman Melalui Whatsapp. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menerima panggilan pengadilan dari Washington DC melalui Whatsapp. Panggilan dilakukan atas tuduhan penyiksaan serta perintah membunuh jurnalis Jamal Khashoggi, yang dinilai sebagai seorang pembangkang Saudi.

Kasus tersebut diajukan oleh mantan penasihat keamanan, Saad Al-Jabri, yang dalam dokumen pengadilannya menuduh Salman telah mengirim kelompok untuk membunuhnya di Kanada. Pada 22 September, Putra Mahkota menerima panggilan melalui aplikasi perpesanan populer dengan tuduhan penyiksaan. Ia mengarahkan pembunuhan terhadap Al-Jabri dengan "Pasukan Harimau", kelompok yang sama yang membunuh jurnalis Arab Saudi, Khashoggi.

Baca Juga

Dilansir di Al Arabiya, Ahad (1/11), Al-Jabri sebelumnya pernah menjadi mantan penasihat keluarga kerajaan Saudi. Dokumen pengadilan lantas mengonfirmasi tanda terima telah dibaca oleh MBS. Penyelidik forensik komputer bernama Thomas Musters mengonfirmasi pesan telah berhasil dikirim.

"Saya dapat mengonfirmasi Paket Layanan dan Pesan Layanan telah dikirim ke setiap Tergugat Layanan Alternatif melalui Whatsapp, artinya pesan tersebut berhasil dikirim ke telepon penerima," tulis Thomas Musters, penyelidik forensik komputer, dalam pernyataan tertulis ke pengadilan, Kamis (29/10).

Selain itu, ia juga memastikan Paket Layanan dan Pesan Layanan dibuka oleh Tergugat bin Salman, Yayasan MiSK (dilayani melalui tergugat bin Salman), Algasem, Alsaleh, dan Alhamed. Hal ini didasarkan pada Whatsapp yang telah menampilkan tanda terima telah dibaca.

Pesan tersebut dikirim pada 16:05 waktu setempat dan ditandai terkirim. Pada 16:25, pesan yang sama ditandai sebagai "dibaca" oleh MBS.

Washington juga mengirim panggilan ke sembilan pejabat Saudi lainnya, termasuk Badr Al-Asaker, Saud Al-Qahtani dan Ahmed Asiri, dan Yayasan Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz (MiSK) juga dipanggil. Gugatan yang diberikan menuduh jika bin Salman mengirim tim pembunuh sebanyak 50 orang untuk membunuhnya pada Oktober 2018. Kejadian ini verlangsung tidak lama setelah penulis dan jurnalis Saudi Khashoggi dibunuh secara brutal di Istanbul.

Dalam gugatannya, Al-Jabri menyatakan dia yakin telah menjadi target MBS karena pengetahuannya yang mendalam tentang keluarga Kerajaan dan sistem pengadilan Saudi. Pengacara AS telah ditunjuk untuk membela Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman dan para pembantunya dalam gugatan yang diajukan oleh mantan pejabat Saudi Saad Al-Jabri.

Bin Salman, Manajer Badr Al-Asaker, Penasihat Saud Al-Qahtani, serta mantan Wakil Kepala Intelijen Saudi Ahmed Asiri akan diwakili oleh pengacara Amerika dalam kasus AS ini. Al-Jabri, mantan ajudan mantan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Nayef, diduga memiliki intelijen yang membahayakan MBS, penguasa de-facto kerajaan. Al-Jabri mengajukan gugatan AS pada Agustus.

Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia mengeluarkan panggilan tidak lama setelah laporan tersebut. Pengacara Saudi yang setia menganggap langkah penunjukan pengacara AS yang ulung akan menjadi bencana bagi Al Jabri. Al-Jabri dituduh oleh Riyadh karena menggelapkan miliaran dolar dana negara. Tetapi para kritikus mengatakan tuduhan itu bermotif politik.

Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Saudi dilaporkan telah menangkap beberapa kerabat dan anggota keluarga Al-Jabri, termasuk dua anaknya yakni Omar yang berusia 21 tahun dan Sarah yang berusia 20 tahun. Langkah ini diambil untuk mencoba memaksanya kembali ke kerajaan dari pengasingan di Kanada.

Tak lama setelah berkuasa pada 2017, MBS meluncurkan program pembersihan yang menargetkan sejumlah pejabat tinggi dan pengusaha di kerajaan. Kampanye penangkapan 'anti-korupsi' massal dilihat sebagai upaya putra mahkota mengkonsolidasikan kekuasaannya di dalam kerajaan. 

https://english.alaraby.co.uk/english/news/2020/10/31/mbs-summoned-to-court-on-whatsapp-over-assassination-attempt

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement