Senin 02 Nov 2020 07:38 WIB

Saudi: Kementerian Siap Layani Tamu Allah dari Seluruh Dunia

Kementerian Saudi menegaskan telah meningkatkan kesiapan melayani tamu Allah SWT

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Jamaah umroh perdana di masa pandemi Covid-19 dari Indonesia dan Arab Saudi tiba di Bandara Jeddah, Ahad (1/11).
Foto: SPA
Jamaah umroh perdana di masa pandemi Covid-19 dari Indonesia dan Arab Saudi tiba di Bandara Jeddah, Ahad (1/11).

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Haji dan Umrah Saudi, Dr. Mohammed Saleh bin Taher Benten, menegaskan telah meningkatkan kesiapan melayani tamu Allah SWT. Hal ini ia sampaikan sebagai respon atas aspirasi Muslim dari dalam dan luar Kerajaan Saudi yang ingin melakukan umroh.

Menteri Haji dan Umrah ini juga menegaskan, berbagai tindakan pencegahan dan protokol kesehatan yang diperlukan telah diambil untuk menggagalkan penyebaran Covid-19.

Dilansir di Saudi Press Agency, Senin (2/11), di hari pertama dibukanya tahap ketiga umroh, Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah menerima kedatangan jamaah umroh dari Indonesia dan Pakistan.

Dr. Benten selanjutnya meminta jamaah ini untuk mematuhi tindakan pencegahan, dari kedatangan mereka hingga keberangkatan kembali ke negara asal mereka.

Sebelumnya diberitakan tahap ketiga ini akan terus diberlakukan hingga pandemi Covid-19 di seluruh dunia berakhir. Pelaksanaan ibadah umroh, kunjungan ke Dua Masjid Suci, maupun sholat berjamaah dilakukan dengan kapasitas 100 persen, dimana setiap harinya ada 20 ribu jamaah umrah dan 60 ribu jamaah sholat.

Jamaah umroh maupun pengunjung yang boleh memasuki Kerajaan hanya dari negara-negara yang sudah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Saudi.

Pada 22 September, Raja Salman menyetujui dimulainya kembali umroh secara bertahap dalam tiga tahap. Pelaksanaan dilakukan di tengah kepatuhan terhadap prosedur kesehatan dan pencegahan yang diperlukan.

Pada fase pertama, hanya warga dan penduduk di dalam Kerajaan yang diizinkan melakukan umroh. Masjidil Haram per-hari menerima jamaah umrah dengan kapasitas 30 persen atau 6.000 jamaah per hari, mulai 4 Oktober.

Fase kedua dimulai 18 Oktober, dengan 15.000 jamaah diizinkan untuk melakukan umroh dan 40.000 jamaah melakukan sholat wajib di Masjidil Haram. Pada fase ini, Kerajaan membuka kapasitas 75 persen per-hari.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement