Senin 02 Nov 2020 19:22 WIB

Johnny: Pandemi Jadi Lompatan Perkuat Infrastruktur Digital

Johnny mengatakan, Indonesia melakukan 4 strategi mempercepat transformasi digital.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengajak negara negara yang tergabung dalam International Telecommunication Union (ITU) untuk membangun infrastruktur digital yang kuat dan inklusif. Johnny menilai, adanya pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk memperkuat ekosistem digital di negara masing masing.

"Kita harus mengubah krisis ini menjadi lompatan besar dalam mengubah ekosistem digital kita dengan membangun infrastruktur digital yang kuat dan inklusif," ujar Johnny dalam siaran persnya, usai menghadiri The Leadership Dialogue International Telecommunication Union Regional Development Forum Asia and The Pacific Region (RDF-ASP 2020) melalui virtual, Senin (2/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia secara bersamaan memanfaatkan momentum pandemi untuk mempercepat transformasi digital, melalui empat strategi. Pertama yakni penguatan infrastruktur digital, adopsi teknologi pendukung, pengembangan talenta digital, dan pembentukan hukum yang tepat untuk melengkapi regulasi primer.

Ia mengungkap dalam pembangunan infrastruktur digital, Pemerintah Indonesia menggunakan serat optik untuk meningkatkan konektivitas digital hingga kebijakan meluncurkan High-Throughput Satelit SATRIA-1. Satelit multifungsi itu digunakan untuk melengkapi jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun.

"Untuk jaringan inti Indonesia, kami telah meluncurkan lebih dari 348.000 kilometer kabel serat optik darat dan bawah laut, termasuk 12.148 kilometer di bawah Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring oleh Kementerian Kominfo," ungkapnya.

Ia menyatakan Pemerintah Indonesia juga memperhatikan pembangunan layer terakhir untuk memastikan layanan internet tersebut menjangkau seluruh warga negara. Layer terakhir ini krusial untuk memastikan layanan internet secara efisien dan inklusif menjangkau pengguna akhir. 

Ia juga menjelaskan secara rinci, jaringan internet cepat yang telah dibangun di Indonesia yang ditopang dengan kombinasi kabel serat optik, microwave dan satelit HTS. "Kami menghubungkan kota-kota dengan deployment jaringan fiber dan microwave serta menggunakan 5 satelit nasional, dan 4 satelit asing yang disewa Indonesia telah membangun lebih dari 533.000 BTS untuk mengirimkan jaringan broadband seluler ke penerima," katanya.

Bahkan, menkominfo menegaskan, Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan High-Throughput Satellite SATRIA-1 pada kuartal ketiga tahun 2023. Ia berharap proyek ini dapat menyediakan akses internet di 150.000 titik akses publik dari total 501.000 titik akses publik di seluruh nusantara. 

"Satelit ini akan memiliki total kapasitas 150 Gbps yang akan tiga kali lebih besar dari 9 satelit yang ada di orbit Indonesia," tuturnya.

Pascapeluncuran satelit, ia pun berharap bisa mengurangi blank spot di titik layanan publik yang sulit dijangkau oleh penyedia jaringan terestrial. "Dari 150.000 titik akses publik, 93.900 titik untuk mendukung sektor pendidikan, 47.900 titik untuk melengkapi pelayanan publik daerah, 7.600 untuk mendukung pelayanan pemerintah lainnya termasuk kesehatan," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement